Survei Ungkap Siswa di Indonesia Masih Percaya Hoaks Seputar Pandemi Covid-19

Survei PPIM UIN juga menemukan bahwa 39 persen siswa percaya bahwa pandemi covid-19 adalah hukuman dari Tuhan.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 07 Jan 2022, 15:32 WIB
Ilustrasi hoaks covid-19. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks terkait pandemi covid-19 ternyata masih banyak dipercaya masyarakat tak terkecuali di kalangan siswa. Bahkan survei nasional yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (PPIM UIN) menemukan bahwa ada 31,5 persen dari ribuan siswa percaya bahwa Rumah Sakit (RS) memberikan status covid-19 bagi pasien untuk mencari dana.

Survei tersebut dilakukan PPIM UIN secara virtual mulai dari 1 September 2021 hingga 7 Oktober 2021. Survei ini diikuti oleh 2.358 sampel siswa yang lolos uji perhatian dari 34 provinsi.

"Dalam survei kami mengukurnya melalui tiga pertanyaan, hasilnya menunjukkan 31,5 persen siswa percaya RS mengcovidkan pasien demi mendapatkan dana," ujar peneliti PPIM UIN, Narila Mutia Nasir dilansir Antara.

"Kami juga menemukan 20,5 persen responden percaya bahwa covid-19 hanyalah flu biasa dan dinyatakan bahaya untuk keuntungan pihak tertentu. Selain itu kami juga menemukan 20,5 persen responden meyakini covid-19 adalah senjata biologi yang dibuat negara maju untuk melemahkan negara berkembang," katanya menambahkan.

Survei PPIM UIN juga menemukan bahwa 39 persen siswa percaya bahwa pandemi covid-19 adalah hukuman dari Tuhan. Sementara 48 persen responden juga memiliki sikap fatalis, yakni percaya bahwa upaya manusia tidak banyak berarti karena segala sesuatu termasuk kesehatan sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.

"Mereka yang bersikap fatalis ini akan makin cenderung percaya terhadap teori konspirasi atau hoaks yang berkembang," ujar Narila.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya