Harga Bahan Pangan Masih Mahal, Konsumen Menjerit

Harga bahan pangan terpantau maih terhitung tinggi.

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Jan 2022, 18:30 WIB
Warga membeli kebutuhan sembako di Pasar Kebayoran, Jakarta, Senin (21/12/2020). Kenaikan permintaan bahan pokok berpotensi kembali terjadi pada akhir tahun seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga bahan pangan terpantau maih terhitung tinggi. Ini menyusul kenaikan pada sebelum perayaan Natal 2021 lalu yang berimbas ke harga sejumlah bahan meningkat.

Ditambah lagi, cuaca ekstrem yang menekan tingkat produksi, sehingga suplai ke konsumen menjadi lebih rendah. Namun, pasca dilakukan sejumlah operasi pasar, harga sejumlah bahan pangan belum bergerak secara signifikan.

Menurut pantauan Liputan6.com di situs infopangan.jakarta.go.id, sejumlah bahan pangan terpantau turun. Namun ada pula yang terpantau naik.

Beras medium misalnya, naik Rp 52 menjadi RP 9.757 per kilogram, sementara beras premium mengalami kenaikan tipis ke RP 12.121 per kilogram.

Sementara itu minyak goreng curah tidak bergerak jauh dari harga sebelumnya, kini terpantau dijual Rp 19.604 per kilogram.

Sementara itu di kelompok cabai, rata-rata mengalami penurunan sebesar Rp 1.000. penurunan tertinggi terjadi di cabaiai rawit merah yang turun sebersa Rp 4.531 menjadi Rp 75.574 perkilogram. Lalu cabai rawit hijau sebesar Rp 57.191 perkilogram.

Cabai merah kerinting dijual dengan harga Rp 39.829 perkilogram, dan cabai merah besar dijual Rp 40.666 perkilogram.

Seorang pembeil di pasar di sekitaran Warung Jambu, Kota Bogor mengeluhkan harga cabai rawit merah yang masih tinggi tersebut. ia pun terkaget dengan harga yang dipatok oleh pedagang.

“Masa cabai rawit merah beli Rp 10 ribu cuma sepuluh biji dapetnya? Emang sih ini harga di warung” kata Reza pasca belanja, Jumat (7/1/2022).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Harga Telur

Pedagang menata telur ayam dagangannya di Pasar Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (29/12/2021). Kementerian Perdagangan mencatat meroketnya harga telur ayam di sejumlah wilayah jelang pergantian tahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pembeli lainnya juga cukup mengeluh dengan harga telur yang masih tinggi. Bahkan ia memilih untuk membeli telur dengan kualitas yang lebih baik ketimbang telur ayam ras yang diluar perkilogram.

“Tadi beli telur, harganya masih sekitar Rp28.000 an, tapi liat telur omega harganya juga gak jauh, Rp 29.000, jadi nanggung, ya beli telur omega, malah terlur ayam negeri yang organik juga gak jauh beda harganya,” kata Nisa.

Masih mengacu laman infopangan.jakarta.go.id, harga terlur ayam ras terpantau turun tipis sebesar Rp776 menjadi Rp 27.851 perkilogram. Sementara ayam broiler dijual sebesar Rp38.088 perekor.

Bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan tipis masing-masing sebesar Rp276 dan Rp 191. Bawang merah dijual sebesar Rp 31.978 per kilogram dan bawang putih sebesar Rp 30.234 per kilogram.

Salah satu pedagang pecel ayam di jalan Malabar Kota Bogor pun ikut mengeluhkan harga ayam yang dipatok sedikit lebih tinggi dari biasanya. Namun saat ini, ia belum mau merubah ukuran besaran ayam yang dijualnya kepada pelanggan.

“sayang juga kalau pelanggan dikasih yang lebih kecil, iya sih sekarang harganya agak beda,” kata Tati, pemilik warung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya