Ibu Muda Curi Perhatian karena Selalu Gendong Putranya Keliling Dunia dari Hawaii hingga Bali

Jimmy lahir dengan disabilitas fisik dan mental, termasuk kebutaan, sehingga membutuhkan perhatian 24 jam dari ibunya yang sekaligus bekerja untuk menyokong hidup mereka.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Jan 2022, 13:00 WIB
Jimmy dan Niki Antram. Foto: Facebook Niki Antram

Liputan6.com, Jakarta Jimmy Antram yang berusia 26 tahun telah melihat banyak hal di dunia meskipun itu semua terlihat dari sudut pandang punggung ibunya.

Dilansir dari NBCnews, demi memenuhi janji yang ia buat untuk dirinya yang telah menjadi seorang ibu di usia 17 tahun, Niki Antram telah menghabiskan bertahun-tahun berkeliling dunia dengan Jimmy, putranya yang difabel. Ia berjanji akan memberikan kehidupan yang terbaik yang ia bisa pada putranya tersebut.

"Saya akan bersama Jimmy menemukan cara untuk memberinya kehidupan terbaik dan paling penuh petualangan, sebab sebagian besar itulah hal paling sederhana yang paling ia cintai," katanya, dikutip dari nbcnews.

Ia bahkan sudah merencanakan petualangan mereka berikutnya, yaitu ke Kanada, yang sayangnya keburu Covid-19 melanda dan perbatasan internasional ditutup.

Kini di usia 43 tahun, ia khawatir tidak bisa kembali muda karena itu artinya akan semakin melelahkan baginya untuk menggendong Jimmy di punggungnya selama perjalanan mereka.

Jimmy lahir dengan disabilitas fisik dan mental, termasuk kebutaan, sehingga membutuhkan perhatian 24 jam dari ibunya yang sekaligus bekerja untuk menyokong hidup mereka.

Meskipun Jimmy memiliki kursi roda, tetapi Niki lebih merasa puas menggendongnya selagi ia mampu secara fisik dan membantunya berjalan pendek sendirian.

 

Simak Video Berikut Ini:


Persiapan sebelum berlibur

Foto-foto kenangan mereka dari seluruh dunia menunjukkan keteguhannya bahkan pada saat mereka mendaki gunung maupun melintasi hutan hujan.

"Dalam merencanakan liburan panjang, saya selalu memastikan menyediakan banyak popok, pakaian, dan bahkan alas tidur, seprai, dan sarung bantal," katanya.

Niki juga selalu merencanakan perjalanannya dengan cermat dan menghubungi tempat yang akan ia kunjungi dari jauh hari, baik itu restoran, hotel, atau petualangan yang menantang.

"Bahkan jika saya tahu kami akan baik-baik saja, saya ingin memberi tahu perusahaan untuk memberi tahu mereka tentang kami untuk memastikan mereka mengerti dan baik-baik saja dengan kami di sana," katanya, dikutip dari nbcnews.

Namun ada saat-saat mereka tidak mendapat akomodasi. Ini biasanya karena risiko yang terkait dengan kondisi Jimmy atau kesulitan logistik. Niki mengecualikan Hawaii sebab yang ia rasakan bahwa semua orang di sana sangat ingin Jimmy bergabung dalam hal apapun.

"Saya telah menemukan cara untuk membonceng Jimmy sambil menarik koper saya dan melanjutkan perjalanan melalui bandara sampai mereka memberi saya kursi roda yang kami gunakan sampai kami naik ke pesawat," jelasnya. Ia menganggap dirinya beruntung karena Jimmy memiliki minat yang sama dengannya. Mereka berdua menikmati alam bebas, air dan petualangan.

"Dari Hawaii ke Bali saya akan keluar sepanjang malam dengan Jimmy karena ia suka pesta seperti saya pada saat itu," tambahnya.

Sehingga Jimmy yang kini berusia 26 tahun sudah melihat banyak hal dari belahan dunia lain selain tempat tinggalnya di Sunshine Coast, Queensland. Niki telah menciptakan kehidupan untuk dirinya sendiri dan putranya. Sebab dirinya yang telah menjadi seorang ibu di usia yang sangat muda tentu tidak mendapat kehidupan tanpa beban sebagaimana yang didapat kebanyakan anak berusia 17 tahun. "Saya punya tanggung jawab," katanya.

Mereka selalu menghabiskan sebagian besar akhir pekan untuk menjelajahi Sunshine Coast saat mereka tidak bepergian antarnegara bagian atau luar negeri. Duo ini selalu bangun pagi dan tak pernah lupa menyapa tetangga yang mereka lewati. Sehingga orang-orang yang dulunya orang asing kini mengenal dan turut mencintai Jimmy sekaligus mengagumi Niki.

Sebelum bepergian, Niki juga selalu membuat sarapan, memberi makan Jimmy, mendandaninya untuk hari itu dan mencuci seprainya dari malam sebelumnya. Jadwalnya mungkin tampak melelahkan, tapi ia bertekad memberi Jimmy kehidupan terbaik yang bisa ia berikan. Niki bahkan selalu menyempatkan diri untuk berolahraga, dengan Jimmy biasanya ikut dan duduk saat ia berolahraga. Keduanya menikmati lingkungan sekitarnya jika berolahraga di luar ruangan, bermain dengan pasir atau kerang saat ke pantai. Bahkan ketika melakukan sesi olahraga kelompok di berbagai tempat, Jimmy selalu ada di tengah-tengah mereka, mendengarkan sekitarnya.

 


Perkembangan Jimmy dari waktu ke waktu

Niki mengetahui kalau Jimmy tunanetra saat ia berusia sekitar dua bulan. Saat itu, nenek Jimmy menyadari bahwa ia tidak meraih atau melihat ke arah mainan meskipun mainannya di depannya, sehingga mendorong Niki untuk melakukan pemeriksaan lanjut. Enam bulan setelahnya, ia juga mengetahui kalau Jimmy juga menderita epilepsi, tetapi tidak melanjutkan pengobatannya selama bertahun-tahun tanpa kejang.

"Ia inspirasiku. Saya ingin selalu melihatnya bahagia, tersenyum. Meskipun ia tidak melihatku secara konvensional, tapi saya yakin ia memiliki visi seperti apa rupaku di benaknya."

Setiap hari, Niki selalu mencoba mengajari Jimmy kata-kata dan gerakan baru. Ini adalah proses yang perlu diulang berkali-kali utnuk memberinya kesempatan belajar.

"Terkadang saya bertanya pada diri sendiri bagaimana saya bisa sedih ketika saya melihat Jimmy, yang belum pernah melihat warna, awan atau pelangi dan ia hanya duduk sambil tersenyum." Ia sempat merasa patah hati mengetahui putranya buta permanen dan butuh waktu lama untuk mengatasi perasaannya tersebut.

Niki menabung untuk bisa membali pengangkut yang bisa ia bawa kemana-mana selama perjalanan keliling dunia. Meskipun itu bukan hal mudah bagi pensiunan penjaga tunggal dan pekerja shift.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya