KPAI Sesalkan PTM Penuh Digunakan Pelajar Untuk Tawuran Usai Jam Sekolah

Tawuran bisa terjadi saat ada waktu luang anak tidak terisi dan tidak adanya kegiatan tersistem dan terstruktur.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Jan 2022, 12:43 WIB
Puluhan pelajar Jakarta dan Tangerang diamankan polisi saat hendak tawuran usai mengikuti hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. (Liputan6.com/ Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menyayangkan, aksi tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat, saat pembelajaran tatap muka atau PTM penuh. Menurut dia, peran orangtua perlu guna mencegah hal sama kembali terulang.

"Pengawasan orang tua selepas anak selesai jam belajar di sekolah berperan penting. Sebab, kecenderungan terjadinya kekerasan atau tawuran sekolah umumnya terjadi pasca pelajar selesai berkegiatan belajar," kata Jasra dalam keterangan diterima, Sabtu (8/1/2022).

Jasra mencatat, tawuran bisa terjadi saat ada waktu luang anak tidak terisi dan tidak adanya kegiatan tersistem dan terstruktur. Energi berlebih dari anak pun disalurkan melalui cara yang salah.

"Banyak anak terjebak dalam pergaulan yang diwarnai kekerasan akibat tidak mendapatkan tempat dalam mengisi waktu luang. Sehingga mereka ikut-ikutan," kritis Jasra.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Buat Kegiatan untuk Pelajar

Jasra pun mengajak, kepada guru, orang tua, dan sekolah untuk membuat pelajar bisa berkegiatan yang tepat seusai PTM di sekolah. Utamanya, mengajak anak untuk berprestasi dan berkreativitas sesuai minat bakat mereka.

"Merefleksikan kembali fenomena keterbatasan dan memaknai secara positif keterbatasan selama pandemi menjadi kunci keberhasilan mengurangi emosi negatif yang mudah berkembang saat ini. Karena korban tawuean bisa siapa saja," wanti Jasra menandasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya