Pengakuan Erick Thohir: Pecat Direksi PLN Jadi Strategi Cegah Krisis Energi

Menteri BUMN Erick Thohir geram PT PLN (Persero) ikut-ikutan terdampak krisis energi, padahal Indonesia punya cadangan yang melimpah

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Jan 2022, 20:00 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan penyalaan listrik dalam bantuan penyambungan listrik tanpa biaya untuk 500 rumah tangga di Palembang (dok: PLN)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir geram PT PLN (Persero) ikut-ikutan terdampak krisis energi, padahal Indonesia punya cadangan yang melimpah. Sejumlah langkah Menteri Erick dilakukan guna mengantisipasi tak terjadi lagi krisis serupa.

Seperti diketahui, usai pemerintah menetapkan larangan ekspor mulai dari tanggal 1 hingga 31 Januari 2022, PLN telah mendapatkan pasokan 13,9 Metrik Ton (MT) batu bara. Dengan demikian, krisis energi secara perlahan bisa dihindari, dan PLN bisa memastikan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

“Sejak Januari 2021 saya memimpin rapat tidak hanya PLN, tapi ada Asosiasi Batu Bara, Kejaksaan, BPKP, juga Kementerian ESDM menghasilkan kesepakatan, tapi kesepakatan itu tidak dijalankan. Karenanya hal ini tidak boleh terjadi lagi,” ujar Erick.

Diketahui, PLN harus memastikan 20 juta MT batu bara untuk membuat ketersediaan batu bara di pembangkit listrik dalam kondisi aman dengan minimal 20 hari operasi di bulan Januari 2022. Jumlah itu terdiri dari, 10,7 juta MT dari kontrak eksisting dan 9,3 juta MT tambahan untuk meningkatkan ketersediaan batu bara ke level aman.

Copot Direktur Energi Primer

Menteri Erick pun turun tangan dan langsung membuat sejumlah gebrakan, mulai dari restrukturisasi direksi PLN, dengan mengganti Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo ke Hertanto Prabowo. Meninjau ulang anak perusahaan PT PLN Batu Bara, serta membuat subholding Power Plant atau Pembangkit.

"Kalau kita sebagai negara yang punya sumber daya alam besar tidak punya rencana, apalagi tidak menjaga untuk tidak terjadi krisis, ini adalah kesalahan besar," tegas Erick.

Erick juga meminta pada setiap perusahaan untuk bisa memenuhi domestic market obligation (DMO) batu bara, guna kebutuhan listrik nasional.

Karena Erick percaya, pembelian batu bara secara jangka panjang adalah bagian dari solusi nyata atas permasalahan krisis batu bara yang terjadi di tubuh PLN.

“Saya rasa peraturan DMO-nya sudah ada. Konsekuensi bahwa kita mencari makan di Indonesia harus  juga kontribusi kepada negara Republik Indonesia,” tutup Erick.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Erick Thohir ke Direksi PLN: Fokus Kerja Jangan Banyak Pencitraan

Menteri BUMN Erick Thohir meninjau proyek-proyek milik PT PLN (Persero). (Dok BUMN)

Menteri BUMN Erick Thohir minta jajaran direksi dan komisaris di PT PLN (Persero) untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Tujuannya guna memaksimalkan potensi kerja PLN sehingga mampu mencatatkan kinerja yang positif.

Perintah Menteri Erick Thohir itu menyusul rencana pengurangan anak-cucu perusahaan PLN. Namun ia pun belum memastikan berapa banyak anak-cucu PLN yang akan dipangkas. Hanya saja, ia telah menyiratkan bakal melakukan peninjauan PT PLN Batu Bara.

“Saya mengharapkan yang namanya dewan komisaris maupun direksi harus benar-benar fokus bekerja bukan fokus pencitraan, kerja yang bener nanti dapat apresiasi dari saya dan masyarakat,” kata dia kepada wartawan, Kamis (6/1/2022).

Bukan tanpa alasan, beberapa capaian PLN sebelumnya turut jadi alasan Menteri Erick Thohir meminta jajaran direksi dan komisaris untuk bisa bekerja dengan serius. Misalnya, berhasilnya menekan capex PLN sebesar Rp 24 triliun, serta utang PLN yang berhasil diturunkan sebesar Rp 500 triliun.

“Saya berterima kasih dengan direksi dan komisaris bisa menekan yang namanya Capex PLN sampai Rp 24 triliun, kan penghematan luar biasa,” katanya.

“Jadi sebenarnya kalau mau bisa efisiensi harus terus dilakukan di seluruh BUMN, kita sudah membuktikan konsolidasi keuangan BUMN yang tadinya hanya untuk Rp 13 triliun, sekarang bisa hampir Rp 61 triliun, itu sebenarnya bisa kalau mau,” imbuh Erick.

Kemudian, ini juga bagian dari upaya transformasi di tubuh PLN yang jadi fokus Kementerian BUMN kedepannya. Masih soal PLN Batu Bara, ia sendiri belum menentukan akan dibawa kearah mana, apakah merger atau ditutup.

“Ini yang kita lagi pelajari, bukan enggak mungkina juga berapa banyak lagi anak-anak perusahaan PLN yang kita kurangi, ya karena kita ingat,” kata Erick Thohir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya