Liputan6.com, Jakarta: Asosiasi Pilot Garuda bersikeras meminta pihak manajemen maskapai penerbangan Garuda mempertimbangkan kembali tuntutan mereka. Sedianya, jika hingga 28 Januari mendatang tetap tak ada kesepakatan, para pilot akan mogok terbang. Demikian diungkapkan Ketua Asosiasi Pilot Garuda Ari Safari di Jakarta, akhir pekan ini.
Menurut Ari, pada awalnya para pilot hendak memulai mogok pada 26 Januari 2003. Namun, niat tersebut diubah menjadi 28 Januari dengan pertimbangan memberi kesempatan pihak manajemen memenuhi tuntutan para pilot. Asosiasi Pilot Garuda menuntut manajemen PT Garuda memperbaiki sistem pengelolaan sumber daya manusia, termasuk meminta kenaikan gaji. Namun, tuntutan tersebut hingga kini belum dikabulkan. Ari juga menyangsikan sinyaleman akan digunakannya pilot asing apabila pilot Garuda mogok.
Menurut Direktur Utama PT Garuda Indra Setiawan, pihaknya tak mungkin memenuhi tuntutan para pilot yang meminta kenaikan gaji hingga Rp 88 juta per orang. Sebab, keuangan PT Garuda tak mencukupi untuk memenuhi tuntutan itu. Apalagi, PT Garuda juga memiliki utang dengan jumlah cukup besar [baca: Gaji Tak Dinaikkan, Pilot Garuda Mengancam Mogok].
Dia menambahkan, selama ini, untuk membahas sistem penggajian, pihaknya selalu menerapkan manajemen terbuka, baik dengan Asosiasi Pilot Garuda maupun dengan serikat karyawan lainnya yang juga masih berkaitan dengan perusahaan tersebut. Indra menegaskan, mogok terbang yang dilancarkan para pilot tak akan mengganggu pelayanan dan penerbangan Garuda. Sebab, aksi tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil pilot maskapai penerbangan Badan Usaha Milik Negara itu. Jumlah pilot Garuda saat ini sekitar 6,6 persen atau sekitar 593 orang dari seluruh karyawan Garuda. Bagi para penerbang yang mogok, Indra mengaku akan memberikan sanksi sesuai tindakan yang dilakukan.(SID/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut Ari, pada awalnya para pilot hendak memulai mogok pada 26 Januari 2003. Namun, niat tersebut diubah menjadi 28 Januari dengan pertimbangan memberi kesempatan pihak manajemen memenuhi tuntutan para pilot. Asosiasi Pilot Garuda menuntut manajemen PT Garuda memperbaiki sistem pengelolaan sumber daya manusia, termasuk meminta kenaikan gaji. Namun, tuntutan tersebut hingga kini belum dikabulkan. Ari juga menyangsikan sinyaleman akan digunakannya pilot asing apabila pilot Garuda mogok.
Menurut Direktur Utama PT Garuda Indra Setiawan, pihaknya tak mungkin memenuhi tuntutan para pilot yang meminta kenaikan gaji hingga Rp 88 juta per orang. Sebab, keuangan PT Garuda tak mencukupi untuk memenuhi tuntutan itu. Apalagi, PT Garuda juga memiliki utang dengan jumlah cukup besar [baca: Gaji Tak Dinaikkan, Pilot Garuda Mengancam Mogok].
Dia menambahkan, selama ini, untuk membahas sistem penggajian, pihaknya selalu menerapkan manajemen terbuka, baik dengan Asosiasi Pilot Garuda maupun dengan serikat karyawan lainnya yang juga masih berkaitan dengan perusahaan tersebut. Indra menegaskan, mogok terbang yang dilancarkan para pilot tak akan mengganggu pelayanan dan penerbangan Garuda. Sebab, aksi tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil pilot maskapai penerbangan Badan Usaha Milik Negara itu. Jumlah pilot Garuda saat ini sekitar 6,6 persen atau sekitar 593 orang dari seluruh karyawan Garuda. Bagi para penerbang yang mogok, Indra mengaku akan memberikan sanksi sesuai tindakan yang dilakukan.(SID/Tim Liputan 6 SCTV)