Liputan6.com, Yogyakarta - Memutus mata rantai penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan membasmi larva nyamuk Aedes aegypti dengan larvasida seperti Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT), etil hexanol, temefos, dan berbagai senyawa sintetik lainnya konsentrasi tinggi dapat membahayakan lingkungan. Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), meneliti penggunaan ekstrak rimpang lengkuas dapat digunakan sebagai bioreduktor untuk membasmi nyamuk tersebut.
Mahasiswa Fakultas MIPA UNY tersebut yaitu Yasinta Dwi Salsabila, Mia Luvita Sari prodi pendidikan kimia, Intan Tri Wahyuni prodi pendidikan biologi, Intan Damayanti prodi fisika dan Mifta Fajarwati prodi kimia. Menurut Yasinta Dwi Salsabila, lengkuas adalah herbal rhizomatous yang tumbuh kokoh dengan membentuk rumpun besar dan tinggi mencapai 3 meter.
"Senyawa aktif yang ditemukan pada tumbuhan ini adalah saponin, terpenoid, fenolat, flavonoid, karbohidrat, alkaloid, glikosida, fitosterol, dan minyak atsiri," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Mia, kandungan flavonoid lengkuas memiliki nilai konsentrasi dapat membunuh 50 persen larva Aedes aegypti, tetapi tidak berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Larvasida alami dapat ditemukan pada tumbuhan yang mengandung senyawa aktif seperti golongan sianida, saponin, tannin, flavonoid, alkaloid, steroid, dan minyak atsiri.
"Larvasida sendiri dapat diartikan sebagai golongan dari pestisida yang dapat membunuh serangga belum dewasa atau pembunuh larva," kata Mia.
Intan Tri Wahyuni mengatakan penelitian luring dilaksanakan di Laboratorium Penelitian III Kimia FMIPA UNY untuk pembuatan ekstrak rimpang lengkuas, sintesis hijaunanopartikel bimetalik Cu/Ni, pembuatan larvasida, dan karakterisasi nanopartikel bimetalik dengan UV-Vis.
"Uji aktivitas larvasida di lab parasitologi UGM dan uji PSA di laboratorium terpadu FMIPA UNY," katanya.
Bahan yang digunakan rimpang lengkuas, akuades, kertas saring Whatman No.1, CuSO₄.5H₂O, dan NiCl₂.6H₂O. Pembuatan ekstrak rimpang lengkuas adalah rimpanglengkuas dikupas, dicuci bersih dengan air keran dan dibilas beberapa kali dengan air suling. Rimpang yang sudah bersih, dipotong-potong kecil dan tipis. Rimpang lengkuas dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari untuk menghilangkan kelembaban dan dikeringkan menggunakan oven.
Selanjutnya, lengkuas dihaluskan menggunakan blender. Rimpang lengkuas kering ditimbang sebanyak 40 gram dan didispersikan dalam 800 ml akuades steril pada gelas kimia 1000 ml. Selanjutnya, bahan direbus pada suhu 80°C selama 20 menit. Setelah bahan dingin lalu disaring dengan kertas saring Whatman. Larutan ini dibuat dalam 7 variasi dengan beberapa kombinasi campuran. Menurut Intan, larutan paling optimal untuk membasmi nyamuk adalah larutan dengan konsentrasi 100/1000 ml/L.
"Hanya dengan ekstrak lengkuas yang mudah dijumpai dan murah bisa membuat larutan tersebut menjadi nanopartikel dan dapat digunakan sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti," tutupnya.