Liputan6.com, Jakarta - Holding BUMN Pangan resmi terbentuk dengan dialihkannya saham milik negara di lima perusahaan ke PT RNI (Persero) pada pekan lalu. Sementara, sejumlah pekerjaan rumah (PR) menanti untuk dibereskan oleh Holding BUMN Pangan.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto menyebut setidaknya ada dua aspek yang perlu jadi perhatian Holding Pangan. Yakni di sektor hulu dan bagian proses produksi.
Di tengah perkembangan sistem pabrik produksi yang terus berjalan, sejumlah pabrik milik perusahaan pelat merah dinilai masih ketinggalan.
"Problem besar adalah kebutuhan modernisasi di sektor hulunya. Misal Pabrik-pabrik gula milik BUMN sudah sangat tua dan tidak efisien, perlu investasi besar perbaiki sektor off farm ini," katanya kepada Liputan6.com, Senin (10/1/2022).
Sementara, Toto menambahkan, di sisi produktivitas lahan atau onfarm juga perlu ditingkatkan. Terutama sektor kerja sama antara BUMN pangan dengan petani lokal misalnya program inti-plasma.
"Dimana standarisasi kualitas produk dan produktivitas perlu dijaga.Kalo pasokan bahan baku terhambat maka produktivitas pabrik juga bisa terganggu," katanya.
"Jadi masalah-masalah utama terutama di hulu dan proses harus dibereskan supaya holding pangan ini bisa menciptakan value yang optimal," imbuh Toto.
Di sisi lain, sumber ikan di hulu juga membutuhkan pasokan yang lebih baik. Ini bisa dilakukan dengan cara upgrade kualitas kapal penangkap ikan dan kualitas penyimpanan di jaringan pelabuhan ikan yang dioperasika Holding BUMN Pangan.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Daya Saing dan Efisiensi
Lebih lanjut Toto menilai, dengan memperhatikan sejumlah poin itu, artinya Holding BUMN Pangan perlu penguatan sektor hulu-hilir. Di bagian hulu, daya saing dan efisiensi produsen pertanian dan perikanan tentu perlu diperkuat.
"Lalu musti ada fungsi offtaker yang cukup kuat untuk menyerap hasil produksi. Terakhir fungsi distribusi dan warehousing juga diperlebar cakupan wilayahnya," kata dia.
"Semua resources ini relatif tersedia di rencana holding pangan yang akan didirikan, tinggal bagaimana eksekusi yang tepat bisa segera dilakukan," tambah Toto.
Dengan begitu, ia menilai Holding pangan harus bisa menciptakan value creation. Nilainya, kata dia, harus lebih besar dari penggabungan nilai BUMN tersebut masing-masing secara stand alone.
"Sumber value creation dari sisi pengelolaan cost structure (efficiency) dan optimalisasi sinergi sisi sales and marketing," tutupnya.
Advertisement
Inbreng Saham
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) resmi mengalihkan saham lima BUMN Pangan ke PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Ini menandai resmi terbentuknya holding BUMN Pangan
Kementerian BUMN dibawah Menteri Erick Thohir mengalihkan saham PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari dan PT Garam ke PT RNI (Persero).
Penandatanganan Akta Inbreng saham Pemerintah antara RNI dan kelima BUMN Pangan terselenggara pada Jumat, 7 Januari 2022. Sebelumnya telah mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 118 Tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke dalam modal saham PT RNI (Persero).
Serta dilengkapi dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 555/KMK.06/2021 tentang Penetapan Nilai Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Modal Saham PT RNI (Persero) yang juga telah ditandatangani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sebelumnya, Menteri Erick menyatakan pembentukan Holding BUMN menciptakan nilai tambah, efisiensi, penguatan supply chain, hingga inovasi bisnis model. Adanya holding BUMN Pangan juga menjadi prioritas utama dalam transformasi industri pangan mengingat Indonesia sebagai negara agraris