Liputan6.com, Jakarta - Dalam proses menuju program energi baru terbarukan (EBT), kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) tetap terus meningkat. PT Pertamina (Persero) mencatat, permintaan produk BBM seperti bensin, gasoil dan avtur terus naik sebesar 3 persen.
Hingga 2030 permintaan BBM bakal meningkat mencapai total 1,5 juta barel per hari. Namun, kilang eksisting Pertamina saat ini hanya mampu memproduksi BBM dengan kapasitas 729 ribu barel per hari.
Untuk itu, Pertamina telah menyiapkan peta pengembangan proyek kilang hingga 2027. Secara timeline, perseroan menyiapkan roadmap pengembangan untuk 12 kilang.
Mengutip data Pertamina, Senin (10/1/2022), seluruh proyek kilang itu nantinya akan meningkatkan kapasitas pengolahan dari sebelumnya 1 juta barel per hari menjadi 1,4 juta barel per hari.
Produksi BBM nasional pun bakal naik dari 700 barel per hari mencapai 1,2 juta barel per hari. Lalu, kualitas produk BBM seluruh kilang akan naik dari EURO II menjadi EURO V.
Tak hanya BBM, produk petrokimia yang kerap jadi bahan baku pembuatan produk plastik atau tekstil juga bakal meningkat. Melalui 12 kilang ini, produksi petrokimia akan naik dari kapasitas saat ini 1.660 kilo ton per tahun jadi 8.000 kilo ton per tahun.
Guna mengejar target tersebut, Pertamina butuh modal tidak sedikit. Tercatat, paling tidak perseroan butuh pemasukan investasi hingga mencapai USD 43 miliar, atau setara Rp 617 triliun (kurs Rp 14.350 per dolar AS).
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Daftar Kilang
Berikut daftar 12 kilang yang rencana dikembangkan Pertamina:
1. Biorefinery Cilacap
2. Biorefinery Plaju
3. Refinery Development Master Plan (RDMP) Dumai
4. RDMP Plaju
5. RDMP Balongan
6. RDMP Cilacap
7. RDMP Balikpapan
8. Petrochemical Jabar
9. New Petrochemical Plant (PP) Balongan
10. Olevin TPPI
11. Revamp TPPI
12. GRR Tuban.
Advertisement