Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan sambutan saat membuka puncak acara HUT ke-49 PDIP pada Senin (10/1/2022).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin hingga jajaran menteri hadir secara virtual. Megawati membuka acara dengan pidato politik secara virtual dan didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani.
Baca Juga
Advertisement
Ada sejumlah hal yang disampaikan Megawati dalam pidato politiknya. Namun, ia terlebih dahulu menyapa para tamu yang hadir secara virtual tersebut.
"Yang terhormat Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani," ujar Megawati, Senin (10/1/2022).
Kemudian, Presiden Kelima RI ini pun menyampaikan kritiknya pada Presiden Jokowi terkait meroketnya harga minyak goreng, cabai, dan harga kebutuhan pokok lain.
"Saya sering lihat harga cabai sekian, minyak goreng sekian. Aneh betul saya, kok (masalah) klasik amat ya," kata Megawati.
Megawati menyebut, kenaikan harga kebutuhan pokok sangat aneh sebab itu adalah masalah klasik yang tak kunjung selesai, meski telah puluhan tahun merdeka.
Berikut sederet hal yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat membuka acara HUT ke-49 PDIP dengan pidato politik secara virtual dihimpun Liputan6.com:
1. Sapa Jokowi hingga Ahok
PDI Perjuangan (PDIP) menggelar puncak acara HUT ke-49 pada Senin (10/1/2022). Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin hingga jajaran menteri hadir secara virtual.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membuka acara dengan pidato politik secara virtual dan didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani.
"Yang terhormat Presiden Jokowi, Wapres Ma'ruf Amin, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani," kata Megawati, Senin (10/1/2022).
Megawati lanjut menyapa satu per satu menteri seperti Menko Polhukam Mahfud Md, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan, Menko PMK Muhadjir Effendi, Menko Perekonomian Airlangga, hadir juga Menhan Prabowo Subianto, Kepala BIN Budi Gunawan, Menlu Retno Marsudi.
Ia juga menyapa menteri lain yang hadir seperti Mendagri Tito Karnavian, Menkeu Sri Mulyani, Mensesneg Pratikno, Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Kemudian Menteri KP Wahyu Sakti Trenggono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri KLHK Siti Nurbaya, Menteri Koperasi Teten Masduki, Menteri PUPR Basuki, Menseskab Pramono Anung, Menpan RB Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna Laoly, Menteri PPPA Bintang Puspa, Ketua BPIP Yudian Wahyudi, hingga Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.
Selain itu, Megawati menyapa secara khusus Guntur Soekarnoputra dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Ada juga saya dengar kakak saya juga ada, katanya, Mas Guntur Soekarnoputra. Terus ada sahabat saya Pak Ahok atau yang berkenan Basuki Tjahaja Purnama. Saya mencoba untuk melihat di layar tapi karena begitu banyak yang hadir sehingga saya tidak bisa melihat satu per satu," ujar Megawati.
Megawati juga menyampaikan terima kasihnya pada seluruh pengurus partai pusat hingga daerah yang hadir dalam acara HUT PDIP.
"Dan tentunya beribu terima kasih atas kehadiran seluruh tiga pilar partai dari DPP, DPD, DPC dan dewan pimpinan partai di luar negeri yang sekarang telah terbentuk 21 DPLN, seluruh kepala daerah dari PDIP, lalu tim pembela demokrasi Indonesia yang juga hadir dan banyak senior dari Indonesia PDI sampai PDIP," terang dia.
Advertisement
2. Sentil Jokowi soal Harga Minyak Goreng
Megawati kemudian menyampaikan kritiknya pada Presiden Joko Widodo atau Jokowi terkait meroketnya harga minyak goreng, cabai, dan harga kebutuhan pokok lain.
"Saya sering lihat harga cabai sekian, minyak goreng sekian. Aneh betul saya, kok (masalah) klasik amat ya," kata Megawati.
Megawati menyebut kenaikan harga kebutuhan pokok sangat aneh sebab itu adalah masalah klasik yang tak kunjung selesai, meski telah puluhan tahun merdeka.
"76 tahun merdeka masa sih begitu aja, gimana salahnya, ini auto kritik. Saya juga mengkrik ketika (masih) di DPR," tegasnya.
Megawati menceritakan bahwa masalah kenaikan pangan telah didengarnya sejak dirinya masih menduduki kursi DPR. Oleh karena itu, ia mengaku heran masih menemukan masalah serupa di masa kini.
"Saya sering kali, makanan saya tiap hari. Karena petani-petani minta Bu Mega datang hanya karena harga bawang akan jatuh," katanya.
"Tapi kok sampai hari ini masih klasik, sebetulnya ada apa ya," ucap Megawati.
3. Bicara soal Polemik saat Ditunjuk Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN
Megawati pun angkat bicara mengenai polemik posisinya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Pak Jokowi saya berterima kasih loh, Bapak membentuk BRIN loh. Cuman banyak orang nanya kenapa Pak Jokowi yang dijadikan saya lagi," kata Megawati.
Megawati menjelaskan bahwa dirinya ditunjuk oleh Jokowi, dan menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN bukanlah permintaan dirinya.
"Yang nyuruh saya Presiden loh, emangnya mau-maunya saya sendiri, coba toh. Aneh ya. Terus saya dengar Pak Kepala BRIN diwawancara, eh saya ya tetap disinggung. Kenapa yang dijadikan ketua dewan pengarah Ibu Mega? Gitu. Pak Handoko lalu bilang, loh saya kok dengar yang ngomong research itu Pak Habibie dan Ibu Mega," kata dia.
Megawati menduga, lantaran dirinya kurang ahli bicara di publik sehingga dianggap kurang pintar dan tak cocok di BRIN.
"Saya mungkin kurang bisa ngomong kali ya Pak Jokowi, jadi orang kayaknya apa sih? Saya dianggap, barangkali ya, hem, kurang pintar. Saya suka ketawa sendiri," kata Megawati.
Advertisement
4. Pastikan Pemilu 2024 Berhasil dan Demokratis
Terakhir, Megawati mengajak semua pihak untuk memastikan keberhasilan Pemilu 2024, baik pemilu legislatif dan pemilu presiden.
"Berkaitan dengan Pemilu tahun 2024. Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden yang dilaksanakan untuk kedua kalinya secara serentak, harus dipastikan keberhasilannya," ucap dia.
Menurut Megawati pemilu harus lancar karena begitu banyak kerawanan politik, bahkan jatuh bangunnya suatu bangsa, akibat ketidakmampuan mencari solusi atas konflik.
"Pemilu 2024 harus dipastikan berjalan demokratis, jujur, dan adil, yang memungkinkan terjadinya pergantian kekuasaan secara terlembaga, aman, dan damai," terang dia.
Selain itu, Megawati juga sempat menyinggung soal survei menjelang pemilu. Ia meminta survei tidak dijadikan patokan.
"Kalau kita selalu lihat survei, oh kita survei tinggi.Survei boleh dilihat tapu jangan jadi pegangan, karena pikiran kita itu sangat dialektis," pungkas Megawati.
Kader PDIP Tidak Loyal dan Sentilan Megawati
Advertisement