Mitratel: Konsolidasi Operator Beri Angin Segar untuk Bisnis Telekomunikasi dan Tower

Perusahaan penyedia layanan tower telekomunikasi Mitratel memandang konsolidasi operator bakal membawa angin segar pada bisnis telekomunikasi dan salah satu dampaknya ke industri tower.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Jan 2022, 18:21 WIB
Ilustrasi: BTS Indosat Ooredoo (Foto: Indosat Ooredoo)

Liputan6.com, Jakarta - Penyedia infrastruktur tower telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel yakin konsolidasi operator bakal membawa angin segar pada bisnis telekomunikasi.

"Konsolidasi operator akan membawa angin segar bagi bisnis telko di Indonesia. Dengan konsolidasi, operator menjadi lebih kompetitif namun tetap memiliki fundamental keuangan bisnis yang cukup baik bagi pengembangan bisnis selanjutnya," kata Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dalam media gathering Mitratel yang diikuti secara virtual oleh Tekno Liputan6.com, Senin (10/1/2022).

Lebih lanjut, dia menyebutkan, konsolidasi operator bisa meminimalkan tekanan harga sewa sekaligus membantu Mitratel mendukung seluruh operator untuk memperluas coverage operator teleko.

"Kami bisa operator telko untuk memperluas coverage, baik itu coverage baru atau memanfaatkan coverage yang sudah ada di satu wilayah. Kami meyakini dampak dari merger operator seluler di Indonesia membawa angin segar pada bisnis telekomunikasi dan berdampak positif pada bisnis tower," kata pria yang karib disapa Teddy ini.

Sebelumnya, Indosat dan Hutchison 3 Indonesia (H3I) mengumumkan peresmian perusahaan hasil merger keduanya, Indosat Ooredoo Hutchison. Entitas hasil merger ini diklaim akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia.

Selain itu, perkiraan pendapatan tahunan Indosat Ooredoo Hutchison diperkirakan sebesar USD 3 miliar atau setara Rp 43 triliun.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indosat Ooredoo Hutchison Diminta Perluas Coverage

Peresmian merger Indosat-Tri yang kini bernama Indosat Ooredoo Hutchison oleh para direksinya. (Foto: Corpcomm Indosat Ooredoo Hutchison).

Sebelumnya, Menkominfo Johnny G. Plate juga telah merestui merger ini dengan mengeluarkan Keputusan Menkominfo Nomor 7 Tahun 2022 mengenai persetujuan penggabungan penyelenggaraan telekomunikasi PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia.

Menkominfo menyebut, dengan merger ini posisi keuangan Indosat Ooredoo Hutchison menjadi lebih kuat, demikian juga dengan infrastruktur telekomunikasi dan spektrum frekuensi radio yang dimiliki.

Johnny pun meminta agar entitas hasil merger memenuhi komitmen dalam hal memperluas cakupan layanan ke berbagai daerah baru hingga 2025. Berikut adalah komitmen yang diharapkan dicapai Indosat Ooredoo Hutchison hingga 2025. 

1. Tambah Jumlah Site

Menambah jumlah site baru paling sedikit 11.400 site hingga 2025. Sehingga, total jumlah site PT Indosat Tbk paling sedikit adalah 52.885 site pada tahun 2025.

2. Perluas Jumlah Desa yang Dikover Layanan

Memperluas cakupan wilayah yang terlayani layanan seluler, paling sedikit sebanyak 7.660 desa/ kelurahan baru hingga 2025.

Sehingga secara total cakupan wilayah yang terlayani paling sedikit 59.538 desa/ kelurahan di Indonesia hingga 2025.

3. Tingkatkan Kualitas Layanan

Meningkatkan kualitas layanan hingga 2025, paling sedikit 12,5 persen untuk download throughput dan 8 persen untuk upload throughput.


Pengguna Jasa Mitratel

Media Gathering Mitratel dihadiri oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.

Di sisi lain, Teddy menyebut, merchant atau pengguna jasa tower Mitratel 80 persennya adalah operator seluler terbesar di Indonesia, mulai dari Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan perusahaan hasil merger Indosat-Tri.

Teddy mengatakan, sebagai tower company terbesar di Indonesia, Mitratel memiliki 27.076 unit tower telekomunikasi. Di mana, 58 persennya atau sebanyak 16.150 unit berada di luar Pulau Jawa dan sisanya yakni 11.929 tower berada di Pulau Jawa.

"Sebaran menara telekomunikasi 58 persen di luar Pulau Jawa, Ini merupakan satu value yang cukup strategik, karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia mulai menyebar di luar Jawa," kata Teddy.

Teddy mengatakan, ekonomi digital Indonesia diprediksi terus melesat dalam beberapa tahun ke depan. Tentunya hal ini perlu didukung infrastruktur telekomunikasi digital yang memadai.

(Tin/Isk)


Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya