Liputan6.com, Nur-Sultan - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev dilaporkan memecat dua pejabat tinggi keamanan negaranya pada hari Minggu (09/01) imbas kerusuhan yang terjadi di negara pecahan Uni Soviet itu. Mereka yang dipecat adalah Marat Osipov dan Daulet Ergozhin, wakil dari mantan kepala intelijen Karim Massimov yang sudah ditangkap lebih dahulu atas tuduhan makar.
Ribuan orang telah ditahan dan banyak bangunan publik dibakar massa anti-pemerintah sepanjang protes pekan lalu. Dua media lokal melaporkan sedikitnya 164 orang tewas selama bentrokan, tetapi tak lama laporan itu dihapus.
Kementerian Informasi mengklaim laporan tersebut adalah sebuah "kesalahan teknis," demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Selasa (11/1/2022).
Baca Juga
Advertisement
Presiden Tokayev telah meminta bantuan kepada Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yakni aliansi militer Rusia, Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan untuk stabilkan situasi di negaranya.
Juru bicara Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan pada hari Minggu (09/01) bahwa kehadiran aliansi CSTO di Kazakhstan tidak akan untuk waktu yang lama, kemungkinan tidak lebih dari satu minggu atau bahkan kurang.
Dilansir Reuters, Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin lainnya dari negara-negara aliansi CSTO akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Senin (10/01).
Kerusuhan yang terjadi juga telah memicu spekulasi tentang keretakan yang ada di antara elite negara. Tokayev telah mencopot mantan Presiden Nursultan Nazarbayev dari jabatan Dewan Keamanan negara.
Sebelumnya pada Rabu (05/01), pemerintahan Perdana Menteri Askar Mamin telah mengundurkan diri dan Tokayev sudah mengumumkan keadaan darurat di Almaty, kota terbesar di Kazakhstan, hingga tanggal 19 Januari mendatang.
Tokayev kemungkinan akan menunjuk anggota pemerintah baru ketika dia berpidato di parlemen pada hari Selasa (11/01) besok.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Akses Internet Kembali Dibuka
Akses internet di Almaty pada hari Senin (10/01) telah kembali dibuka setelah lima hari mengalami pemblokiran imbas kerusuhan yang mematikan di negara itu. Akses internet di Almaty diblokir sejak Rabu (05/01) pekan lalu, tetapi pada hari Senin (10/01) situs web lokal dan asing sudah dapat kembali diakses.
Dikutip dari kantor berita AFP, aktivitas di Almaty telah berangsur pulih dan transportasi publik sudah kembali beroperasi.
Kazakhstan telah membingkai bahwa kericuhan yang terjadi di Almaty merupakan serangan dari apa yang mereka sebut "geng teroris" dan menyatakan ketidaksenangan pada media asing yang melakukan peliputan dari peristiwa yang diawali atas protes kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG) di negara itu.
Pada tanggal 1 Januari lalu, pemerintah menaikkan harga LPG yang digunakan untuk kendaraan bermotor hingga dua kali lipat. Langkah itu pun memicu demonstrasi berulang di Almaty dan ibu kota Nursultan. Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Almaty dan di provinsi barat Mangystau memprotes bahwa kenaikan harga tidak adil mengingat Kazakhstan adalah salah satu eksportir minyak dan gas terbesar.
Pihak kepolisian mengatakan lebih dari 6.000 orang telah ditangkap dalam kerusuhan tersebut.
Advertisement