Liputan6.com, Jakarta Indonesia Battery Corporation (IBC) gagal mengakuisisi StreetScooter Engineering, produsen kendaraan listrik yang berbasis di Jerman.
Lantas, bagaimana peluang indonesia menjadi pemain global di Industri Baterai?
Advertisement
StreetScooter Engineering secara resmi telah diambilalih oleh Odin Automotive, perusahaan kendaraan bermotor yang berpusat di. Luksemburg. Odin disebut telah menyelesaikan transaksi dengan Deutsche Post DHL Group terkait akusisi tersebut.
Aksi Odin ini didukung oleh beberapa institusi keuangan dan perusahaan investasi berskala global, salah satunya adalah Sparta Capital Management. Korporasi lain yang ada di balik Odin adalah Hitachi dan Neapco dari Jepang, serta GIC yang merupakan perusahaan investasi milik pemerintah Singapura.
Akuisisi ini menjadikan Odin sebagai pengendali perusahaan, pemilik hak kekayaan intelektual, dan menjadi pemilik seluruh anak usaha StreetScooter.
"Akuisisi StreetScooter dari Deutsche Post menandai pencapaian besar bagi kami dan kami memperoleh OEM (Original Equipment Manufacturer) yang terbukti dan mapan di bidang kendaraan listrik," kata CEO dan Chairman Odin Automotive Stefan Krause dalam keterangan resmi, Senin (10/1/2021).
Dia menambahkan, akuisisi ini merupakan salah satu langkah ekspansi perusahaan untuk memperluas cakupan pasar kendaraan bertenaga listrik, dari hulu sampai hilir.
Pencaplokan, ini sekaligus mengamankan aspek pengembangan sistem baterai dan manufaktur sehingga sangat menguntungkan Odin. Perusahaan itu juga memegang tambahan pemesanan kendaraan listrik yang sebelumnya dikuiasai oleh Deutsche Post yakni sebanyak 3.500 unit.
Sebelumnya, BUMN Indonesia yang terdiri atas Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) berencana mengakusisi StreetScooter sebagai bagian membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dari nikel menjadi baterai listrik lalu memiliki teknologi membangun motor dan mobil listrik Indonesia.
Namun, rencana tersebut menuai kritik, diantaranya dari Komisaris Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dia menilai rencana itu tidak masuk akal. Menurutnya, pengambilalihan saham StreetScooter tidak layak untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dalam negeri.
Sementara itu, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan gagalnya akuisisi oleh IBC itu karena Indonesia kalah gesit dengan Singapura.
"BUMN Singapura beli tuh dan opsi itu sudah tidak lagi diberikan ke kita, sayang,” kata Bahlil, Sabtu (8/1/2022).
Dia pun menyayangkan dinamika aksi korporasi ini yang penuh dengan kendala, termasuk penolakan dari beberapa pihak, kendati prospek bisnis StreetScooter sesungguhnya cukup menjanjikan untuk jangka panjang.
"Barang itu (perusahaan mobil asal Jerman) barang bagus. Kita bilang, ini rugi lah, apa lah. Belum kerja aja sudah bilang rugi,” ujar Bahlil.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alasan Tak Jadi Ambil Alih
Direktur Kelembagaan Mind Id (Inalum), Dany Amrul Ichdan mengatakan, aksi korporasi IBC untuk mengakuisisi StreetScooter melalui konsorsium Odin Automotive belum dapat dilanjutkan karena sudah melewati jadwal yang ditargetkan oleh pihak Deutsche Post DHL sebagai Pemilik Stretscooter di akhir November 2021 lalu.
"Kita harus berlomba dengan kecepatan menangkap peluang. Namun sering terjebak pada intrik like and dislike tanpa asumsi validitas kajian bisnis yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga momentum untuk menguasai teknologi manufaktur mobil listrik dan memasuki pasar global kita lewatkan," katanya.
Padahal menurut Dany, aksi ini merupakan momentum yang tepat untuk memperkuat hilirisasi ekosistem baterai yakni dengan mempercepat produksi mobil listrik yang teknologi dan pasarnya sangat menjanjikan.
Dany mengatakan, sesungguhnya kajian keekonomian, kajian teknik,legal dan komersial juga sudah dilakukan dengan hasil baik. Namun, dirinya tidak menampik tentu ada aspek risiko yang timbil, namun hal ini juga sudah disiapkan strategi mitigasinya.
Sehubungan dengan kajian dan peluang yang bagus tersebut, dirinya menilai wajar bila banyak investor di pasar global yang ingin memperkuat value chain bisnisnya dengan mengakuisisi StreetScooter.
Dany mengungkapkan, ke depannya sejalan dengan agresifnya IBC dalam menjalankan roadmapnya tentu akan banyak aksi korporasi yang dilakukan.
"Kami mohon agar segala asumsi-asumsi publik yang dikeluarkan oleh siapapun, dapat menyajikan data-data yang dapat dipertanggun jawabkan secara empiris dan akuntable agar tidak menimbulkan kegaduhan yang tidak perlu dan merusak tatanan rencana korporasi," tegasnya.
Kata Dany bilang, tentu segala kritik dan masukan adalah hal positif, tetapi semuanya harus dapat disajikan dengan data-data yang benar dan valid.
"Semoga kita dapat mengambil hikmah dari proyek Odin ini untuk sama-sama memperbaiki tata kelola internal dan komunikasi publik kita agar kita dapat mewujudkan visi besar bapak Presiden Joko Widodo dalam penguatan hilirisasi dan pengelolaan sumberdaya alam agar dapat dipergunakan sebesar besarnya demi kemakmuran rakyat Indonesia sebagaimana amanah dalam pasal 33 UUD 1945," katanya.
Advertisement