4 Warga Kabupaten Bandung Positif Terpapar Omicron

Gubernur Ridwan Kamil mengakui adanya empat warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat positif terpapar COVID-19 varian baru Omicron.

oleh Arie Nugraha diperbarui 10 Jan 2022, 21:00 WIB
Ilustrasi varian COVID-19, omicron. (PHoto by brgfx on Freepik)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Ridwan Kamil mengakui adanya empat warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat positif terpapar COVID-19 varian baru Omicron.

Menurut Ridwan Kamil otoritasnya akan segera menelusuri pemicu paparan yang terjadi kepada warganya.

"Belum ada laporan itu dari mana dan bagaimana. Tapi yang namanya Omicron semua bocornya dari bandara atau perbatasan. Nanti itu dilaporkan semua sumber pelaporannya," ujar Ridwan Kamil dalam keterangan resminya ditulis Senin, 10 Januari 2021.

Ridwan Kamil mengatakan seluruh warga Kabupaten Bandung yang terpapar varian Omicron itu dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jawa Barat Al - Ihsan. 

Ridwan Kamil menjelaskan secara keseluruhan paparan virus Corona di Jawa Barat masih terkendali. Indikasinya yaitu jumlah laporan masih di bawah 50 kasus.

"Dari awal juga kita selalu siaga. Kalau ada sudah masuk ke penyebaran lokal apapun itu, apa yang sudah kita alami seperti pengalaman selama virus Delta kita praktikkan," kata RIdwan Kamil.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengklaim telah menyiapkan beberapa langkah sedari awal kasus Omicron menyebar masuk di Indonesia agar penanganan dapat maksimal. Seperti, kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) di rumah sakit dan vaksinasi untuk masyarakat.

 


Rumah Sakit Bersiap

Sebelumnya pekan kemarin, Wakil Ketua II Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Barat Muhammad Iqbal memerintahkan kepada pengelola layanan kesehatan tersebut agar menyiapkan 20 persen ruang rawat pasien varian baru COVID-19 atau Omicron.

"Kita juga mengalami kondisi liburan kemarin, dimana pergerakan yang cukup banyak dari masyarakat di media massa. Kita lihat cukup masif pergerakan masyarakat di akhir tahun. Dan memang saya kira setiap rumah sakit juga sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan kasus yang tentunya kita tidak mengharapkan," ujar Iqbal.

Selain tingginya pergerakan masyarakat pada akhir tahun 2021, Iqbal menjelaskan peningkatan kewaspadaan adanya pasien Omicron di Jawa Barat semakin tinggi usai pemerintah pusat menyebutkan adanya paparan lokal di Indonesia.

Iqbal mengatakan tak hanya ruang rawat pasien saja yang disiagakan. Tenaga kesehatan, ranjang pasien dan tabung oksigen kini hampir dapat disebut ketersediaannya mencukupi.

"Tidak seperti waktu pandemi awal, kita akui keteteran apa saja yang harus disiapkan. Contohnya soal oksigen, kita pikir waktu itu hanya ruangan dan tenaga kesehatan. Ternyata oksigen juga dibutuhkan tetapi kita tidak siap. Sekarang kita tahu harus melakukan apa, apabila terjadi lonjakan pasien," sebut Iqbal.

 


Nakes Siaga Jika Ada Kondisi Darurat

Khusus untuk tenaga kesehatan, Iqbal menerangkan posisi mereka dalam keadaan siaga dipanggil apabila terjadi kebutuhan darurat.

Tetapi sekarang ini mereka bertugas melayani pasien yang lain. Hal itu didukung dengan terus melandainya kasus pasien COVID-19 di setiap rumah sakit.

"Seperti sudah diketahui kasus COVID-19 sangat landai beberapa bulan terakhir ini. Tapi kita tetap siagakan petugas kesehatan yang menangani hal itu. Sekarang mereka lebih konsen penanganan demam berdarah yang kasusnya agak banyak," ucap Iqbal.

Angka tertinggi keterisian ranjang pasien Corona berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar), terjadi pada tanggal 14 September 2021 menunjukkan keterisian ranjang pasien (BOR) di 105 rumah sakit rujukan rerata di angka 10,01 persen.

Angka tersebut berkurang drastis dibandingkan masa awal Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tanggal 11 - 25 Januari 2021 yaitu mencapai 91 persen lebih. (Arie Nugraha)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya