Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia.
Salah satunya, Menko Luhut menyebut, peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron lebih tinggi dari varian delta. Ini juga terpantau telah menyebar ke 150 negara di dunia.
"Hari ini Omicron telah menyebar di 150 negara di dunia, sebagian besar menginfeksi berbagai negara maju hingga capai puncak dari gelombang sbeelumnya yaitu varian delta," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers pasca Rapat Terbatas di Istana Negara, Senin 10 Januari 2022.
Baca Juga
Advertisement
Mengingat sebagian besar temuan kasus Omicron di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), Luhut meminta masyarakat tidak pergi dulu ke luar negeri.
"PPLN ini banyak kembali (ke Tanah Air) bawa Omicron," kata Luhut.
Tak hanya itu, Luhut pun menyampaikan perkembangan terkini vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Menurut dia, masih ada cukup banyak kelompok masyarakat yang belum terlindungi vaksin di Jawa-Bali.
Luhut menyebut 9 persen masyarakar di Jawa-Bali belum terlindungi vaksin.
Berikut deretan perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia yang disampaikan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dihimpun Liputan6.com:
1. Sebut Puncak Kasus Omicron Lebih Tinggi dari Varian Delta
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron lebih tinggi dari varian delta. Ini juga terpantau telah menyebar ke 150 negara di dunia.
"Hari ini Omicron telah menyebar di 150 negara di dunia, sebagian besar menginfeksi berbagai negara maju hingga capai puncak dari gelombang sbeelumnya yaitu varian delta," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers pasca Rapat Terbatas di Istana Negara, Senin 10 Januari 2022.
Ia menyebut peningkatan ini sekaligus juga meningkatkan kewaspadaan peralatan rumah sakit di Amerika Serikat, Australia, Inggris dan negara Eropa lainnya.
"Peningkatan lainnya terjadi di india, Filipina, dan Jepang. Namun di lain pihak terdapat penurunan kasus di Afrika Selatan," kata Luhut.
Advertisement
2. Paparkan Pelaku Perjalanan Luar Negeri Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19
Luhut mengatakan, kasus positif Omicron di Indonesia didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Menurut dia, pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) menjadi penyebab utama lonjakan kasus harian Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
"Hari ini saya sampaikan sebelumnya bahwa tren peningkatan kasus harian Covid-19 disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri," terang Luhut.
Hal ini berdasarkan hasil temuan lonjakan kasus harian Covid-19 di wilayah Jawa-Bali yang sampai saat ini didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri.
"Pada 9 Januari lalu, misalnya di Jakarta dari 393 kasus yang terjadi hampir 300 kasus disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri," papar Luhut.
3. Tekan Kasus Omicron, Imbau Jangan ke Luar Negeri Dulu
Luhut mengatakan agar masyarakat tidak pergi dulu ke luar negeri. Hal ini mengingat sebagian besar temuan kasus Omicron di RI berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
"PPLN ini banyak kembali (ke Tanah Air) bawa Omicron. 2-3 minggu ini jangan dulu ke luar negeri supaya tidak pulang-pulang ke sini bawa Omicron," kata Luhut.
Omicron dikaitkan dengan gejala yang ringan tapi kalau yang terpapar banyak hal itu bisa berbahaya bagi sistem kesehatan Indonesia.
Berdasarkan data terakhir ada 414 kasus Omicron di RI. Dari angka itu, 31 merupakan kasus transmisi lokal dan 383 merupakan kasus impor dari PPLN.
Advertisement
4. Tegaskan Jangan Minta Dispensasi Karantina
Kemudian, Luhut mengingatkan semua pelaku perjalanan luar negeri wajib melakukan karantina selama tujuh hari setibanya di Indonesia.
Dia menegaskan, tidak ada dispensasi karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.
"Kalau sampai ke luar negeri patuh protokol kesehatan. Harus masuk 7 hari karantina, jangan minta dispensasi kiri kanan," kata Luhut.
Dia menekankan bahwa semua masyarakat yang baru pulang dari luar negeri harus mematuhi aturan karantina. Luhut menyatakan, dirinya pun menjalani karantina saat kembali ke Indonesia sepulang dari luar negeri.
"Saya, ini Pak Budi (Menteri Kesehatan), Pak Airlangga (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) juga masuk karantina. Semua melaksanakan," ucap Luhut.
5. Optimistis Mampu Hadapi Omicron
Luhut menyampaikan, pemerintah optimistis mampu menghadapi varian Omicron yang disebut-sebut lebih mudah menular itu.
"Sistem kesehatan cukup siap hadapi Omicron yang ancam kehidupan kita. Namun, langkah preventif adalah kunci utama," terang dia.
Luhut meminta agar masyarakat tidak jenuh dalam menjalankan protokol kesehatan serta aktif menggunakan PeduliLindungi. Lalu, pemerintah daerah juga sudah diminta bersiap menyiapkan berbagai hal bila terjadi ledakan kasus Omicron.
"Kami minta daerah untuk persiapkan rumah sakit, tempat isolasi terpusat untuk memitigasi hal yang tidak diinginkan," tekan Luhut.
Advertisement
6. Paparkan 13,6 Juta Masyarakat Jawa-Bali Belum Vaksin
Tingkat vaksinasi Covid-19 di seluruh daerah Indonesia jadi perhatian pemerintah, bahkan telah dimulai bagi kelompok anak. Namun, di sisi lain, masih ada cukup banyak kelompok masyarakat yang belum terlindungi vaksin di Jawa-Bali.
Luhut menyebut 9 persen masyarakar di Jawa-Bali belum terlindungi vaksin Covid-19.
"Masih ada 13,6 juta orang di Jawa-Bali atau 9 persen yang belum terlindungin. Jadi ini angka yang tidak kecil. Hal ini mendorong pemerintsh untuk terus lakukan vaksinai terutama di kabupaten/kota yang tingkat vaksinasinya masih dibawah 50 persen," kata Luhut.
Ia menyebut, vaksinasi dosis terus di dorong oleh pemerintah. Lantaran, ia menemukan ada sejumlah kasus terkonfirmasi varian delta akibat belum mendapatkan vaksinasi.
"Kita ketahui banyak yang kena (Covid-19 varian) delta yang belum divaksin. Namun kita harus hati-hati meskipun antibodi sudah tinggi baik dari vaksinasi yang tinggi atau karena infeksi sebelumnya," kata dia.
Sementara itu vaksinasi anak telah menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Menurut data yang dimilikinya, 36 persen anak-anak sudah mengikuti vaksinasi.
"Capaian dosis satu di Jawa-Bali meningkat dengan kerja keras Menkes, TNI-Polri. Vaksinasi dosis anak juga sudah 36 persen di Jawa-Bali, pemerintah masih belum puas dan akan mendorong lagi untuk jumlah vaksinasi anak-anak untuk terus ditingkatkan," tutur Luhut.
7. Paparkan Jumlah Kematian Akibat Covid-19
Luhut juga menyampaikan, kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa-Bali tetap terjaga dengan baik, meski kasus virus corona meningkat. Dia menyebut hanya ada 1 kasus kematian akibat Covid-19 di DKI Jakarta selama Januari 2022.
"Meski kasus meningkat, kasus kematian di Jawa-Bali terjaga dengan sangat baik. Hanya 1 kematian selama bulan Januari ini yang ditemukan di Jakarta," ujar Luhut.
Dia mengakui terdapat sedikit lonjakan kasus di sejumlah daerah di Jawa dan Bali. Kendati begitu, Luhut menuturkan kasus konfirmasi Covid-19 di provinsi Jawa-Bali lainnya sejauh ini masih terkendali.
"Kasus konfirmasi di provinsi lainnya relatif terjaga dengan baik, meskipun terdapat sedikit kenaikan di Bali, Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta," katanya.
Luhut menyampaikan tren peningkatan kasus Covid-19 disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri. Dari 393 kasus Covid-19 yang ditemukan di DKI per 9 Januari 2022, sebanyak 300 kasus berasal dari pelaku perjalanan luar negeri yang baru kembali ke Indonesia.
"Jadi saya, kami mohon teman-teman sekalian untuk menahan diri dl untuk perjalanan ke luar negeri, kecuali sangat-sangat penting," papar Luhut.
Advertisement
8. Minta Tingkatkan Testing
Disisi lain, Luhut mengapresiasi daerah yang telah meningkatkan jumlah testing dan tracing Covid-19 dalam seminggu terakhir. Khususnya, di wilayah aglomerasi Jawa dan Bali.
"Pekerjaan mutlak terus dijalankan agar kita dapat memitigasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penanganan pandemi ini," jelas Luhut.
Jurus Kemenkes Cegah Laju Omicron
Advertisement