Platform Bursa Kripto di Hong Kong Diduga Blokir Penarikan Dana Klien

Sejumlah klien tidak dapat melakukan penarikan dari Coinsuper sejak akhir November.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Jan 2022, 06:37 WIB
Bitcoin - Image by VIN JD from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pelanggan bursa cryptocurrency yang berbasis di Hong Kong mengatakan tidak dapat menarik uang atau token dari bursa Coinsuper.

Dilansir dari The Edge Singapore, Senin (10/1/2022), lusinan klien tidak dapat melakukan penarikan dari Coinsuper sejak akhir November. Berdasarkan tinjauan pesan obrolan pada Telegram Coinsuper, lima pelanggan mengatakan kepada Bloomberg, mereka telah mengajukan laporan ke polisi setelah penarikan aset mereka dibekukan. 

Hal tersebut membuat mereka tidak dapat mencairkan dana sekitar USD 55.000 atau sekitar Rp 786,71 juta (asumsi kurs Rp 14.303 per dolar AS) yang merupakan gabungan dari token dan dana.

Coinsuper adalah satu-satunya perusahaan kripto di China yang dilisensikan oleh pemerintah, dan didirikan oleh mantan eksekutif senior UBS Group AG pada November 2017.

Kehebohan yang terjadi pada Coinsuper dapat memicu seruan untuk pengawasan peraturan yang lebih luas di Hong Kong. Kepala pengawas sekuritas Hong Kong, pada November 2020 mengatakan akan mengusulkan lisensi untuk semua platform perdagangan kripto. 

Bulan lalu, administrator grup diskusi Telegram Coinsuper diduga berhenti menanggapi pertanyaan tentang penarikan yang gagal, kemudian muncul kembali minggu lalu, meminta pelanggan untuk memberikan alamat email mereka. Beberapa klien mengatakan pada saat itu tidak ada tindak lanjut bahkan setelah mereka memberikan perincian mereka.

Terry Chan, yang bekerja di industri keuangan kota, juga menggunakan platform tersebut sejak November 2020 karena Coinsuper cukup besar di Hong Kong pada saat itu. Kemudian, dia mencoba menarik USD 4.000 atau sekitar Rp 57,24 juta dari bursa pada awal Desember setelah menyadari perdagangan di sana menjadi kurang likuid.

Pada 5 Januari, Chan mengajukan pengaduan kelompok ke polisi Hong Kong bersama dengan dua klien Coinsuper lainnya yang terkena dampak kasus tersebut. 

Coinsuper memproses sekitar USD 17,4 juta volume transaksi dalam 24 jam terakhir, angka tersebut turun dari puncak harian USD 1,3 miliar pada akhir 2019, menurut perusahaan data Nomics.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sekilas Terkait CoinSuper

Menurut laporan media Tiongkok, Coinsuper didirikan pada 2017 oleh taipan Tiongkok Zhang Zhenxin, yang meninggal pada 2019. Karen Chen, yang bergabung dengan Coinsuper sebagai CEO pada awal 2018 mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa dia meninggalkan perusahaan pada Juli 2019 karena alasan pribadi.

Selain itu, salah satu pemodal ventura yang telah mendukung Coinsuper mengatakan bahwa mereka telah sepenuhnya membatalkan investasi sebesar USD 1 juta.

Perusahaan pemodal ventura yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengatakan mereka telah kehilangan komunikasi dengan tim manajemen Coinsuper, serta CEO Karen Chen juga berhenti membalas WeChat. 

Menurut data dari Companies Registry Hong Kong, beberapa pekerja juga telah meninggalkan perusahaan antara Juli dan Desember. Pada September tahun lalu, Coinsuper membuat pengumuman besar terakhirnya, mereka mengatakan di Twitter akan menambahkan token Solana dan stablecoin Tether di bursa. Selanjutnya, akun media sosial mereka tidak aktif sejak 1 Desember. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya