Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada perdagangan hari Senin karena kekhawatiran mengenai penurunan permintaan. Penurunan harga minyak ini terjadi karena merebaknya varian omicron yang bisa melemahkan permintaan.
Mengutip CNBC, Selasa (11/1/2022), harga minyak Brent turun 88 sen atau 1,08 persen dan mengakhiri perdagangan di USD 80,87 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 67 sen atau 0,85 persen menjadi USD 78,23 per barel.
Di awal perdagangan Senin, kedua kontrak harga minyak tersebut sempat naik sekitar 50 sen.
"Harga minyak mengikuti pasar saham yang lebih rendah di tengah kekhawatiran Omicron," kata analis senior di Price Futures Chicago, Phil Flynn.
Harga minyak juga mendapa tekanan setelah sempat melonjak di awal sesi perdagangan karena Libya mengatakan hasil produksi minyak meningkat.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
OPEC+
Pekan lalu, harga minyak mendapat dukungan dari meningkatnya permintaan global dan penambahan pasokan yang lebih rendah dari perkiraan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, sebuah kelompok yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.
Produksi OPEC pada Desember naik 70.000 barel per hari dari bulan sebelumnya, dibandingkan dengan peningkatan 253.000 barel per hari yang diizinkan berdasarkan kesepakatan pasokan OPEC+. Produksi organisasi ini memang telah dikurangi pada tahun 2020 ketika permintaan runtuh selama penguncian COVID-19.
Pemulihan permintaan dan penurunan tajam dalam persediaan minyak telah mendorong struktur pasar untuk Brent dan minyak mentah AS ke dalam jurang yang dalam.
Struktur pasar beberapa bulan ini lebih tinggi daripada di bulan-bulan berikutnya dan mendorong para pedagang untuk melepaskan minyak dari penyimpanan untuk segera menjualnya.
Advertisement