Penemu Sebut Deltacron Bukan Hasil Kesalahan Teknis, Ilmuwan Inggris Belum Yakin

Setelah Omicron terdeteksi di Afrika Selatan beberapa waktu terakhir, kini ilmuwan dari Siprus, Leonidos Kostrikis melaporkan ada varian baru COVID-19 yang disebut Deltacron.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Jan 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Setelah Omicron terdeteksi di Afrika Selatan beberapa waktu terakhir, kini ilmuwan dari Siprus, Leondios Kostrikis melaporkan ada varian baru COVID-19 yang disebut Deltacron.

Jenis baru ini menggabungkan karakteristik varian Delta dan Omicron. Namun, ilmuwan lain berspekulasi bahwa temuan Leonidos adalah hasil kontaminasi laboratorium.

Leondios kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan email pada Minggu bahwa kasus-kasus yang telah dia identifikasi menunjukkan tekanan evolusioner pada strain sebelumnya untuk memperoleh mutasi ini dan bukan hasil dari satu peristiwa rekombinasi.

Infeksi Deltacron lebih tinggi di antara pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 daripada di antara pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, sehingga mengesampingkan hipotesis kontaminasi.

Terlebih lagi, sampel diproses dalam beberapa prosedur pengurutan di lebih dari satu negara. Dan setidaknya satu urutan dari Israel yang disimpan dalam database global menunjukkan karakteristik genetik Deltacron, katanya.

“Temuan ini membantah pernyataan tidak berdokumen bahwa Deltacron adalah hasil dari kesalahan teknis,” kata Leondios mengutip scmp.com, Selasa (11/1/2021).

Simak Video Berikut Ini


Temuan Leonidos

Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus dan kepala Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler juga menjelaskan, gen virus menentukan bentuk protein yang melakukan sejumlah tugas spesifik.

Omicron dan Delta masing-masing memiliki mutasi pada protein lonjakan yang memengaruhi kemampuan mereka untuk memasuki sel manusia, dengan Omicron menjadi lebih menular sebagai hasilnya.


Kata Ilmuwan Inggris

Bentuk virus rekombinan dapat muncul ketika ada beberapa varian patogen yang beredar, kata Nick Loman, seorang profesor genomik mikroba di University of Birmingham Inggris yang mempelajari virus corona.

Sementara bentuk rekombinan Delta dan Omicron tidak akan sepenuhnya mengejutkan, temuan dari Siprus lebih mungkin merupakan "artefak teknis" yang muncul dalam proses pengurutan genom virus, kata Loman.

Menteri Kesehatan Siprus Michael Hadjipantela mengatakan pada Minggu bahwa varian baru tidak menjadi perhatian, dan rincian lebih lanjut akan diberikan pada konferensi pers minggu ini.


Infografis Waspada Lonjakan Kasus COVID-19 Varian Omicron di Indonesia

Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya