Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia. Salah satunya terkait vaksinasi booster atau dosis ketiga.
Misalnya soal vaksinasi booster atau dosis ketiga tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Terkait vaksinasi Covid-19 untuk booster ini rencananya akan dimulai Rabu 12 Januari 2022.
Selain itu, Menkes Budi memprediksi bakal terjadi gelombang Omicron dalam waktu dekat. Mengingat, kata dia, hingga saat ini sebanyak 414 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia.
"Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini," ucap Menkes Budi.
Berikut sederet pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin terkait perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:
1. Sebut Indonesia Akan Menghadapi Gelombang Omicron
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi bakal terjadi gelombang Omicron dalam waktu dekat.
Mengingat hingga saat ini sebanyak 414 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia.
"Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini," kata Budi dalam konferensi persnya, Senin 10 Januari 2022.
Namun, Budi meminta agar masyarakat tidak panik karena pemerintah sudah menyiapkan penanganannya dengan baik.
"Tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik," katanya.
Budi yakin meski gelombang Omicron naik dengan cepat, tapi akan turun dengan cepat pula. Selain itu, pemerintah sudah mempelajari pola penularan Omicron berdasarkan kondisi di sejumlah negara.
Advertisement
2. Jelaskan Pasien Omicron Tidak Membutuhkan Perawatan Serius di RS
Kemudian Menkes Budi menyampaikan bahwa pasien terkonfirmasi Covid-19 Omicron tidak membutuhkan perawatan serius di rumah sakit.
Sebab, kata Menkes, mayoritas pasien Omicron memiliki gejala ringan dan tak bergejala. Sehingga, hanya perlu menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah dengan diberikan vitamin dan obat terapi tambah yang telah memeroleh izin penggunaan dari pemerintah.
Dijelaskan Menkes Budi bahwa kenaikan transmisi Varian Omicron akan jauh lebih tinggi daripada Delta. Akan tetapi yang dirawat lebih sedikit.
"Sehingga strategi layanan dari Kemenkes, dari yang sebelumnya ke RS, sekarang fokusnya ke rumah karena akan banyak yang terinfeksi tapi tidak perlu ke RS," kata Menkes dikutip dari situs Sehat Negeriku pada Selasa, 11 Januari 2022.
Lebih lanjut Menkes mengatakan bahwa dari total 414 kasus varian Omicron RI (per Senin, 10 Januari 2022), sebesar 99 persen gejalanya ringan dan tanpa gejala.
Sedangkan yang masuk kategori sedang atau butuh perawatan oksigen hanya dua orang, yaitu pria 58 tahun dan 47 tahun. Keduanya dilaporkan memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan kini telah dinyatakan sembuh.
"Dari 414 orang yang dirawat, 114 orang (26 persen) sudah sembuh termasuk yang dua orang tadi yang masuk kategori sedang dan butuh perawatan oksigen," Budi menambahkan.
3. Lakukan Kerjasama dengan 17 Paltform
Oleh sebab itu, Kemenkes RI menggandeng 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara cuma-cuma bagi pasien Covid-19 yang tengah isoman guna memercepat proses kesembuhan.
17 platform tersebut adalah Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.
Kemenkes RI juga akan melakukan penyesuaian dengan merekomendasikan perubahan peraturan penatalaksanaan pasien Covid-19 termasuk menyertakan penggunaan obat monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien COVID-19 gejala ringan.
Dari hasil penelitian, Molnupiravir dan Plaxlovid mampu mengurangi gejala parah bahkan kematian pada pasien COVID-19. Obat tersebut telah diujicobakan kepada pasien Covid-19 dan terbukti aman.
Keduanya juga telah mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat Amerika Serikat (FDA). Saat ini Molnupiravir juga sudah mendapatkan EUA dari BPOM dan akan segera digunakan.
Sementara Plaxlovid sedang dalam proses mendapatkan EUA dari Badan POM.
Advertisement
4. Jelaskan Transmisi Omicron Cepat tapi Keparahan Ringan
Menkes Budi kemudian menyampaikan, transmisi Omicron cepat, tapi relatif lebih ringan tingkat keparahannya. Ini dibuktikan, dari 414 kasus positif Omicron (per 8 Januari 2022), 114 di antaranya, sembuh dan mayoritas tidak membutuhkan perawatan berat.
"Dari jumlah kasus Omicron yang ada 414 orang di Indonesia sekarang, kami sudah melakukan penelitian. Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh," terang Budi.
Disebutkan Budi Gunadi, ada dua pasien Omicron yang membutuhkan perawatan oksigen. Kondisi keduanya juga memilik komorbid dan sekarang sudah sembuh.
"Dari 414 kasus varian Omicron masuk kategori sedang. Artinya, membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya dua orang, yakni satu pasien usia 58 tahun dan satu lagi usia 47 tahun. Keduanya memiliki komorbid," lanjutnya.
"Mereka sudah sembuh dan bisa kembali ke rumah. Jadi, kesimpulannya memang, walaupun Omicron ini cepat transmisinya, tapi relatif lebih ringan tingkat severity atau keparahannya," sambung Menkes Budi.
5. Minta Tetap Patuhi Prokes
Untuk menghadapi kasus Omicron Covid-19, Menkes Budi pun mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan segera vaksin bagi yang belum.
"Paling penting percepat vaksinasi keluarga kita, rekan-rekan kita yang belum mendapatkan vaksinasi," tutupnya.
Advertisement