3 Kombinasi Booster, Menkes Budi: Sesuai Ketersediaan Vaksin COVID-19

Kombinasi booster sesuai ketersediaan vaksin COVID-19 yang ada.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Jan 2022, 19:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di Kantor Presiden Jakarta pada Senin, 3 Januari 2022. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kombinasi booster disesuaikan dengan ketersediaan vaksin COVID-19 yang ada. Pelaksanaan vaksinasi booster pun dimulai 12 Januari 2022.

"Kombinasi awal dari dari rezim booster yang kita akan berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI)," ujar Budi Gunadi saat konferensi pers Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Booster COVID-19, Selasa (11/1/2021).

"Kombinasi nantinya bisa berkembang tergantung hasil riset baru yang masuk. Seluruh kombinasi (booster) sudah mendapatkan persetujuan dari BPOM dan ITAGI."

Adapun kombinasi vaksin booster yang diberikan terdiri atas 3 kombinasi. Pertama, penerima Sinovac dosis pertama dan kedua akan berikan vaksin booster setengah dosis Pfizer.

Kedua, penerima Sinovac untuk vaksin dosis pertama dan kedua, akan diberikan vaksin booster setengah dosis AstraZeneca.

"Ketiga atau rejim ketiga, bagi vaksin primernya AstraZeneca, jadi dua kali suntik AstraZeneca, kita akan berikan setengah dosis Moderna," jelas Budi Gunadi.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Pemberian Booster Homolog dan Heterolog

Tentara Swiss memberikan suntikan vaksin booster COVID-19 Moderna di Delemont, Swiss, 14 Desember 2021. Swiss yang dilanda gelombang infeksi baru COVID-19 telah memanggil tentara untuk mempercepat vaksinasi. (Fabrice COFFRINI/AFP)

Pemberian vaksin booster, lanjut Budi Gunadi Sadikin juga hasil rekomendasi sesuai dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Bahwa pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin yang sejenis atau homolog maupun vaksin yang berbeda atau heterolog.

"Hal ini kembali diberikan keleluasaan kepada masing-masing negara untuk menerapkan program booster yang sesuai dengan kondisi ketersediaan vaksin dan logistik dengan masing-masing negara pelaksana vaksinasi booster," kata Menkes Budi Gunadi.

Hasil beberapa penelitian dalam dan luar negeri sudah menunjukan, vaksin booster heterolog atau vaksin dengan kombinasi yang berbeda menunjukan, peningkatan antibodi yang relatif sama atau lebih baik dari vaksin booster homolog.


Infografis Kriteria Pemberian Vaksin Booster untuk Umum

Infografis Kriteria Pemberian Vaksin Booster untuk Umum. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya