Kisah CEO Binance Changpeng Zhao yang Masuk Jajaran Orang Terkaya Dunia

Berdasarkan data dari Bloomberg Billionaires Index menunjukkan CEO Binance Changpeng Zhao, kini memiliki kekayaan bersih sebesar USD 96 miliar.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Jan 2022, 11:43 WIB
CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri dan CEO Binance, salah satu bursa mata uang kripto terbesar di dunia, Changpeng Zhao berhasil masuk ke jajaran orang terkaya dunia.

Dikutip dari Channel News Asia, ditulis Rabu (12/1/2022), berdasarkan data dari Bloomberg Billionaires Index menunjukkan Changpeng Zhao, kini tercatat memiliki kekayaan bersih sebesar USD 96 miliar atau sekitar Rp 1.373 triliun (asumsi kurs Rp 14.307 per dolar AS).

Ini merupakan pertama kalinya Bloomberg memperkirakan kekayaan Zhao, yang melebihi orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, dan pendiri Google yaitu Larry Page dan Sergey Brin.

Kekayaan Zhao diperkirakan bisa jauh lebih besar, karena perhitungan kekayaan tidak termasuk dengan kepemilikan kripto pribadinya, yang mencakup Bitcoin dan token perusahaannya sendiri.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kenapa Changpeng Zhao bisa meraih kekayaan sebesar itu?

CEO Binance Changpeng Zhao (dok.Instagram/@changpengzhao/https://www.instagram.com/p/B5Eu5RrAuzD/Komarudin)

Keberhasilan Binance menjadi salah satu penyebab kekayaan besar yang diraih oleh Zhao. Binance menghasilkan setidaknya USD 20 miliar atau sekitar Rp 286,18 triliun pendapatan tahun lalu, menurut analisis Bloomberg tentang volume dan biaya perdagangannya. 

Hal tersebut hampir tiga kali lipat dari apa yang diharapkan analis Wall Street Coinbase Global, sebuah perusahaan publik dengan nilai pasar US$50 miliar yang dikumpulkan selama 2021.

Meskipun begitu, Zhao dan Binance membantah keakuratan perkiraan Bloomberg tentang nilai pasar perusahaan dan kekayaan bersihnya.

“Kripto masih dalam tahap pertumbuhannya,” kata Binance dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 12 Januari 2022.

“Ini rentan terhadap tingkat volatilitas yang lebih tinggi. Setiap nomor yang Anda dengar suatu hari akan berbeda dari nomor yang Anda dengar keesokan harinya.” lanjut pernyataan Binance. 

Zhao sempat berbicara di Forum Ekonomi Baru Bloomberg di Singapura. Ia menceritakan angka-angka di balik kebangkitan meroket dari perusahaan yang diciptakan pada 2017.

"Dalam satu rentang 24 jam terakhir, Binance menyelesaikan transaksi senilai US$170 miliar,” kata Zhao waktu itu. 

Di dunia crypto, angka tersebut adalah angka yang sangat besar. Binance secara rutin memfasilitasi perdagangan sebanyak empat bursa terbesar berikutnya digabungkan.

Kekayaan yang dibangun di atas kripto telah menggelembung seiring dengan nilai token digital, yang berjumlah USD 2,09 triliun pada 7 Januari, naik dari USD 135 miliar tiga tahun lalu.


Jalan Zhao Menuju Kesuksesan

Jalannya menuju kekayaan kripto dimulai di Shanghai pada 2013 selama pertandingan poker persahabatan dengan Bobby Lee, yang saat itu menjadi CEO BTC China, dan investor Ron Cao. Kedua hal itu mendorongnya untuk memasukkan 10 persen dari kekayaan bersihnya ke dalam Bitcoin.

Setelah menghabiskan beberapa waktu mempelajarinya, dia mengambil risiko dan akhirnya menjual apartemennya untuk Bitcoin. 

Pada 2017, ia mendirikan Binance (penggabungan dari kata biner dan finance) dan berkembang dengan cepat. Bahkan Zhao menato logo perusahaan di lengannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya