Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan agar masyarakat jangan panik menghadapi kenaikan kasus.
"Kasus kemungkinan akan naik tapi kita jangan panik. Kita harus bersatu dan waspada hadapi Omicron," kata Luhut dalam konferensi pers pada Selasa (11/1/2022).
Advertisement
Dalam dua minggu terakhir memang terlihat tren kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Bila di akhir 2021 sempat di kisaran 200 kasus/hari, pada awal 2022 angkanya merangkak naik. Kasus SARS-CoV-2 bertambah menjadi 400 terus 500-an.
Kemarin, Selasa 11 Januari 2022 data menunjukkan ada penambahan 802 kasus konfirmasi Corona. Kasus terbanyak disumbangkan oleh mereka yang baru tiba dari luar negeri atau Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
"Di Jakarta ada 537 kasus, 435 disumbangkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri," kata Luhut.
Siap-Siap dan Waspada, Puncak Omicron Awal Februari 2022
Di kesempatan yang sama, Luhut juga mengungkapkan prediksi puncak kasus Omicron di Indonesia. Menilik kasus di luar negeri, maka puncak kasus Omicron di Indonesia terjadi pada awal Februari 2022.
"Berdasarkan data di negara lain, puncak kasus Omicron terjadi dalam waktu 40 hari. Untuk kasus di Indonesia kita perkirakan Omicron awal Februari," kata Luhut.
Luhut juga mengatakan bahwa berdasarkan data di negara-negara lain Omicorn bisa menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi. Hal yang sama mungkin terjadi di Indonesia.
"Indonesia bukan tidak mungkin mengalami hal yang sama dan kami sudah melihat tanda peningkatan data," kata Luhut.
Meski sudah ada prediksi peningkatan kasus terkait Omicron, Luhut optimistis Indonesia sudah siap menghadapinya dibandingkan saat gelombang Delta kemarin. Mulai dari tempat isolasi terpusat, obat-obatan, rumah sakit hingga capaian vaksinasi yang lebih tinggi dari Juni-Juli kala Delta menyerang.
Advertisement