Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya 200 pelajar dan aktivis muda Indonesia menghadiri Youth for SDGs Summit Pertama, sebuah perhelatan nasional untuk memobilisasi pemuda untuk pencapaian SDG.
Acara ini diselenggarakan oleh United Nations Development Program (UNDP), United Nations Children's Fund (UNICEF), bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan Kaukus Pemuda Parlemen Indonesia (KPPI).
Hampir seperempat dari total populasi di Indonesia atau setara dengan 64,92 juta jiwa saat ini merupakan kaum muda yang tidak hanya menjadi generasi penerus, tetapi juga salah satu agen perubahan dan kemajuan di masyarakat. Mereka memiliki peran strategis di berbagai dimensi untuk mendukung pembangunan yang berkualitas, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Baca Juga
Advertisement
200 delegasi muda terpilih dari seluruh Indonesia berkumpul untuk membahas tantangan, kesempatan, serta ruang perbaikan dari segi kebijakan dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia yang dituangkan dalam joint communique pada akhir rangkaian kegiatan.
Kaum muda secara khusus membahas empat topik SDG yang diusung pada acara ini, yaitu kesetaraan gender (SDG 5), kewirausahaan (SDG 8), aksi untuk perubahan iklim (SDG 13), dan aksi melawan gerakan ektremisme (SDG 16) di antara kaum muda.
Dalam kata sambutannya, Norimasha Shimomura, Resident Representative UNDP Indonesia menyerukan kepada kaum muda untuk berperan aktif “Keterlibatan pemuda sangat penting, tetapi mengatasi hambatan dalam aksi kaum muda juga penting,” katanya.
“Kita harus mendukung pemuda kita untuk menjadi ‘agen perubahan’. Kita dapat melakukannya dengan mempersempit kesenjangan akses modal dan pengetahuan, mengembangkan teknologi digital, dan meningkatkan kebijakan yang dapat mendorong investasi swasta dan publik dalam kewirausahaan pemuda,” lanjutnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lebih Inovatif
“Generasi ini adalah angkatan paling kuat dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kawasan dan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Bekerja sama, mitra dapat membantu membuka potensi besar kaum muda, dan memastikan bahwa kaum muda yang terpinggirkan tidak tertinggal,” kata Robert Gass, Representative a.i. UNICEF Indonesia.
“Kaum muda di Indonesia adalah bonus demografi bagi kawasan ini: lebih terdidik, lebih terhubung, dan lebih inovatif daripada generasi sebelumnya,” tambahnya.
Subandi Sardjoko, Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas mengungkapkan “Keterlibatan inklusi pemuda tidak hanya melihat pemuda sebagai objek dan target dari sebuah kebijakan. Namun, sebagai mitra yang setara dan inisiator pembangunan. Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk memastikan proses partisipasi yang dapat di akses pemuda dari berbagai latar belakang.”
Asrorun Ni'am, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora dalam sambutannya menyampaikan bahwa kreativitas dan inovasi anak muda memiliki modal sosial yang luar biasa karena tidak ada perubahan strategis di masyarakat tanpa pelibatan dan keterlibatan pemuda.
Advertisement
Bahan Pertimbangan
Selain itu, Puteri Komarudin, Ketua Kaukus Pemuda Parlemen DPR RI, mengutarakan perlunya dukungan dan kontribusi nyata dari kaum muda. “Dengan menjadi delegasi pada forum ini, saya kira menjadi langkah awal dan bukti bahwa teman-teman memiliki kepedulian untuk menyuarakan isu-isu kepemudaan yang relevan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Puteri.
“Saya tunggu masukan, ide, gagasan dari para delegasi sehingga nantinya bisa menjadi bahan pertimbangan untuk disampaikan dalam agenda rapat bersama pemerintah maupun otoritas terkait,” tambahnya.
Di hari terakhir Youth for SDGs Summit, Youth Co:Lab, inisiatif UNDP dan Citi Foundation meluncurkan laporan riset Ekosistem Kewirausahaan Pemuda yang berkolaborasi bersama Islamic Development Bank (IsDB) untuk mengidentifikasi titik masuk penguatan ekosistem kewirausahaan kaum muda di Indonesia. Studi ini dijalankan bersama SMERU Research Institute dan The Local Enablers.
Selain itu, empat perwakilan kaum muda turut tampil menceritakan aksi dan kontribusi yang mereka lakukan dikomunitasnya untuk pencapaian SDG, yaitu Laressa Amaly, seorang wirausaha muda sosial ‘Suri the Goods’ alumni Youth Co:Lab, Engel Laisina, pegiat lingkungan dan Mitra Muda UNICEF, Sri Utami Dewi, youth focal point Aliansi Satu Visi, dan Muhammad Hafiz Aulia, peace educator Peace Generation Aceh dan Duta Ureport UNICEF.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Pengganti BSNP
Advertisement