Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pembantu seniornya telah berulang kali mengklaim bahwa kekuatan Barat melanggar janji yang dibuat untuk tidak memperluas NATO ketika Uni Soviet runtuh.
Dalam konferensi pers akhir tahun tahunannya di Moskow pada bulan Desember, Putin menuduh NATO menipu Rusia dengan memberi jaminan pada 1990-an bahwa NATO tidak akan diperluas "satu incipun ke Timur."
Janji itu dibuat untuk pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dalam perundingan antara Barat dan Uni Soviet terkait penyatuan Jerman, kata pemimpin Rusia itu.
Baca Juga
Advertisement
“Mereka jelas-jelas menipu kita. Nyatanya NATO memperluas diri,” kata Vladimir Putin, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (12/1/2022).
Ia mengutip mantan Menteri Luar Negeri AS James Baker sebagai contoh pertama dalam tuduhannya dan mengutip pernyataan yang dibuat Baker kepada Gorbachev pada tahun 1990, dengan mengatakan, "NATO tidak akan bergerak satu inci lebih jauh ke timur."
Pemimpin Rusia itu sudah sering membuat klaim tentang tipu muslihat NATO, menuduh kekuatan Barat mengambil keuntungan dari Rusia yang lemah dan bingung ketika Uni Soviet runtuh.
Dugaan tipu daya dan pelanggaran Barat terhadap janji serius untuk tidak melakukan ekspansi telah menjadi komponen penting dalam narasi kebijakan luar negeri Putin yang menghadirkan Rusia sebagai korban dan pihak yang dirugikan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berkali-kali Ingkar Janji
Dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich pada tahun 2007, ia bertanya, "Apa yang terjadi dengan jaminan yang dibuat oleh mitra Barat kita setelah pembubaran Pakta Warsawa? Dan sekali lagi dalam pidato Kremlin setelah aneksasi Rusia atas semenanjung Krimea, Ukraina, pada tahun 2014, ia menuduh para pemimpin Barat "berkali-kali berbohong kepada Rusia dan membuat keputusan di belakang layar dan menyodori Rusia fakta yang sudah ditetapkan dan ini terjadi dengan perluasan NATO ke Timur" .
Setelah pidato itu, mantan Duta Besar AS untuk Ukraina Steven Pifer dalam sebuah esai mengatakan, "Para pemimpin Barat tidak pernah berjanji untuk tidak memperluas NATO."
"Tetapi cerita itu sangat sesuai dengan gambaran yang ingin dilukiskan oleh pemimpin Rusia tentang Rusia yang dirugikan, diperdaya pihak lain, dan semakin terisolasi—bukan karena tindakannya sendiri, tetapi karena intrik Barat yang licik."
Advertisement