Vaksinasi Booster Dimulai, Pakar: Urgent, Kebut Kelompok Berisiko

Pemberian vaksinasi booster yang dilakukan Indonesia sudah sesuai track.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 12 Jan 2022, 16:30 WIB
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga saat vaksinasi booster COVID-19 di RSUD Tangerang Selatan, Rabu (12/1/2022). Lebih dari 60 warga lanjut usia (lansia) Tangsel mendapatkan vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 dengan jenis Pfizer. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog Dicky Budiman mengapresiasi langkah Indonesia dalam memulai vaksinasi booster COVID-19 per 12 Januari 2022. Pemberian vaksinasi booster yang dilakukan Indonesia sudah sesuai track.

"Ini langkah strategis dan penting. Perlu diapresiasi," kata Dicky kepada Liputan6.com ditulis Rabu (12/1/2022).

Dia pun sependapat bahwa target pertama pemberian vaksin booster pada kelompok berisiko yakni lansia dan immunocompromised (gangguan sistem kekebalan atau imun).

"Perlu diingat bahwa ini (vaksinasi booster) diprioritaskan untuk target kelompok berisiko. Ini amat urgent," katanya.

"Kalau bisa sebelum pertengahan Februari sudah selesai (untuk kelompok berisiko)."

Hal itu ia sampaikan mengingat pada Februari dan Maret tahun ini amat rawan karena banyak penduduk Indonesia sudah banyak berkurang imunitas dari imunisasi. Di situ, Omicron dan juga Delta bisa berpotensi berbahaya.

Dicky mengatakan bahwa mereka yang masuk dalam kelompok berisiko termasuk juga dilihat dari sisi pekerjaan. Jadi, para pekerja publik seperti petugas imigrasi, guru dan dosen pun penting untuk mendapatkan vaksinasi booster tahap-tahap awal.

 

Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Program vaksinasi lanjutan (booster) COVID-19 diberikan kepada kelompok prioritas yaitu lanjut usia dan penderita immunokompromais. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain Vaksinasi, Langkah Apa Hadapi Omicron?

Situasi Omicron di Indonesia saat ini tidak bisa disebut ringan, tapi disebut ancaman serius juga belum.

"Artinya ini dalam level sangat waspada, yang kita hadapi ini Delta dan Omicron, yang keduanya punya risiko masing-masing," kata Dicky.

Maka dari itu, menurut Dicky selain vaksinasi primer maupun booster perlu juga upaya dengan pengetatan pintu masuk, karantina tanpa ada dispensasi, menjalankan 3 T dengan disiplin, serta masyarakat proaktif menjalankan 5M (mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menjauhi kerumunan).

Soal pengetatan, Dicky berharap bukan hanya pintu masuk negara saja tapi juga antardaerah.

"Antardaerah pun sebainya dilakukan pengetatan untuk memastikan orang yang mobile adalah orang yang terproteksi dan sudah mendapatkan dua kali dosis vaksin lengkap," katanya.

Infografis Bedanya Vaksin Primer dengan Booster Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya