Anak Buah Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 3,7 Persen di 2021

Kemenkeu memprediksi ekonomi Indonesia di kuartal IV 2021 bisa tumbuh 5,1 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jan 2022, 17:20 WIB
Pandangan udara permukiman padat penduduk di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi ekonomi Indonesia di kuartal IV 2021 bisa tumbuh 5,1 persen. Angka yang cukup tinggi ini setelah melihat pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan, dengan estimasi realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV yang cukup tinggi tersebut maka pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2021 bisa menyentuh angka 3,7 persen.

"Secara keseluruhan pada 2021 akan mencapai 3,7 persen," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu, Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Dengan melihat pergerakan ekonomi sepanjang tahun lalu, arah kebijakan fiskal ke depan akan meneguhkan komitmen konsolidasi fiskal dan menjaga efektivitas reformasi fiskal.

"Kami cukup nyaman dengan kondisi sekarang sehingga fiskal juga cukup bisa untuk mendukung pemulihan perekonomian kita secara kuat," katanya.

Pemerintah menargetkan, akan mampu mengembalikan defisit APBN ke level maksimal tiga persen pada 2023. Di mana, rasio utang terkendali, neraca transaksi berjalan menuju positif, serta kerentanan fiskal terkendali.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Reformasi Fiskal Dilanjutkan

Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Reformasi fiskal akan terus dilanjutkan melalui reformasi perpajakan, kebijakan pengelolaan belanja yang lebih optimal, pembiayaan inovatif dengan memberdayakan peran swasta hingga Lembaga Pengelola Investasi (LPI), dan manajemen kas yang lebih baik.

"2022, ekonomi diharapkan terus meningkat ke level 5,2 persen, namun dengan selalu mengantisipasi risiko yang sedang dihadapi, khususnya Covid-19 varian baru seperti Omicron," jelas Febrio.

Dia menambahkan, APBN saat ini sangat aman dan kuat untuk mengantisipasi risiko tersebut. Khususnya dengan performa yang sangat baik pada 2021 di mana penerimaan negara mencapai 20 persen diatas target.

"Jadi kami manfaatkan situasi yang baik ini untuk mendukung pemulihan ekonomi, namun tetap memastikan masyarakat tetap terlindungi khususnya yang miskin dan rentan," tandas Febrio.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya