Liputan6.com, Kolkata - Lebih dari 100 orang tewas dalam kerusuhan SARA atara umat Hindu dan Muslim di kota Kolkata, India, pada 13 Januari 1964. Lebih dari 7.000 orang ditangkap dan 438 terluka dalam bentrokan yang telah menyebar ke distrik-distrik sekitarnya.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah India menyatakan bahwa masalah di Kolkata telah "menyebabkan banyak korban jiwa," seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (13/1/2022). Aturan jaga jam malam telah diperpanjang ke lima wilayah kota yang diduduki oleh petugas polisi menyusul serangan pembakaran dan penjarahan terhadap masyarakat Muslim.
Angkatan bersenjata dan polisi juga telah diberi perintah untuk "menembak dan membunuh" oleh pemerintah dalam setiap kasus di mana umat Hindu terlihat menyerang umat Islam. Para pejabat telah menyatakan tekad mereka untuk membasmi kekerasan dan pasukan telah mengambil tindakan keras terhadap pembuat onar di Kolkata.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kota Semakin Kacau
Sayangnya, langkah itu menjadi bumerang ketika tiga polisi tewas saat mencoba melindungi sekelompok Muslim. Lebih dari 110 orang dibawa ke rumah sakit setelah penembakan dan petugas pemadam kebakaran harus menangani 200 kasus pembakaran.
Meskipun ada beberapa insiden penusukan dan pelemparan bom, sebagian besar kerusuhan telah mengakibatkan penjarahan dan pembakaran properti milik masyarakat Muslim.
Dua pabrik karet dibakar bersama sejumlah toko. Bus dan trem berhenti beroperasi dari jalan dan sebagian besar toko dan pasar telah ditutup.
Sejauh ini lebih dari 70.000 Muslim telah meninggalkan rumah mereka di kota tersebut, dan 55.000 tidur di tempat terbuka di bawah perlindungan tentara.
Advertisement