Liputan6.com, New York - Uji coba rudal Korea Utara terbaru, yang dilakukan di bawah pengawasan Kim Jong-un, tidak pernah menjadi ancaman bagi Amerika Serikat, tetapi segera setelah diluncurkan, Federal Aviation Administration (FAA) atau Administrasi Penerbangan Federal menghentikan penerbangan maskapai di bandara utama di Pantai Barat — dari Seattle ke San Diego dan dari Las Vegas ke Honolulu.
Operasi penuh dilanjutkan kurang dari 15 menit kemudian dan maskapai melaporkan tidak ada penundaan besar. Tetapi ada beberapa pilot dan pengontrol lalu lintas udara yang bingung.
Advertisement
"Apakah ini masalah yang berhubungan dengan keamanan, atau apakah kita tahu sesuatu?" tanya seorang pilot di San Diego, menurut audio kontrol lalu lintas udara yang diperoleh CBS News, dikutip Kamis (13/1/2022).
"Sejujurnya saya tidak diberi informasi saat ini," jawab pengawas lalu lintas udara. "Saya baru saja diberi informasi bahwa kita sedang melakukan ground stop."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Terdeteksi Pesawat
Peluncuran misil Korea Utara segera terdeteksi oleh satelit. Dalam beberapa menit, Komando Pertahanan Udara Amerika Utara di Gunung Cheyenne, Colorado telah menentukan bahwa itu bukan ancaman bagi AS. Rudal itu menempuh jarak 400 mil dalam apa yang diklaim Korea Utara sebagai uji coba rudal hipersonik.
"Rudal itu tidak memiliki jangkauan seperti yang diperlukan untuk mencapai Amerika Serikat. Terus terang bahkan tidak bisa mencapai Jepang," kata Jeffrey Lewis dari Middlebury Institute kepada CBS News.
Uji coba misil Korea Utara selalu menimbulkan kekhawatiran, tetapi sampai sekarang hal itu tidak menyebabkan pesawat grounding atau dilarang terbang. Para pejabat militer mengatakan kepada CBS News bahwa tidak perlu ada grounding. FAA mengatakan sedang meninjau prosedurnya.
Advertisement