Raja Khoisan Afrika Selatan memegang tanaman ganja saat polisi menyeretnya untuk menyita tanaman tersebut pada penggerebekan di Union Buildings, Pretoria pada 12 Januari 2022. Polisi Afrika Selatan mencabuti tanaman ganja yang ditanam di dekat kantor Presiden Cyril Ramaphosa. (Phill Magakoe/AFP)
Raja Khoisan Afrika Selatan memegang tanaman ganja saat polisi menyeretnya untuk menyita tanaman tersebut pada penggerebekan di Union Buildings, Pretoria pada 12 Januari 2022. Tanaman ganja itu milik penduduk suku Khoisan, yang bermukim di daerah tersebut selama tiga tahun. (Phill Magakoe/AFP)
Raja Khoisan Afrika Selatan melindungi tanaman ganja agar tidak disita saat penggerebekan kampnya di Union Buildings, Pretoria pada 12 Januari 2022. Pada tahun 2018, kelompok itu mendirikan kemah di ruang hijau di luar kantor presiden, mencari pengakuan resmi atas bahasa mereka. (Phill Magakoe/AFP)
Raja Khoisan Afrika Selatan dibantu pria Khoisan lainnya sambil memegang tanaman ganja saat polisi mencoba menyita tanaman tersebut pada penggerebekan di Union Buildings, Pretoria pada 12 Januari 2022. Pemimpin suku berpegangan di antara tanaman ganja saat polisi menyeretnya. (Phill Magakoe/AFP)
Raja Khoisan Afrika Selatan memegang tanaman ganja saat polisi menyeretnya untuk menyita tanaman tersebut pada penggerebekan di Union Buildings, Pretoria pada 12 Januari 2022. Polisi beralasan bahwa penanaman ganja atau dagga di di ruang hijau di luar kantor presiden itu ilegal. (Phill Magakoe/AFP)
Raja Khoisan Afrika Selatan menaiki mobil polisi setelah ditangkap karena memiliki tanaman ganja di kampnya di halaman Union Buildings di Pretoria pada 12 Januari 2022. Khoisan adalah suku tertua di Afrika Selatan tetapi mereka sekarang menjadi minoritas kecil di negara itu. (Phill Magakoe/AFP)