Liputan6.com, Jakarta Dunia musik dangdut saat ini bertabur dengan nama-nama beken seperti Via Vallen, Inul Daratista, Siti Badriah, dan lainnya. Namun, ada satu nama yang patut untuk dihormati, ia adalah Elvy Sukaesih.
Selain kiprahnya yang sudah sangat lama, Elvy Sukaesih juga memilki julukan Ratu Dangdut Indonesia, sebuah gelar kehormatan yang diberikan oleh para penggemar musik dangdut se-Tanah Air.
Bahkan, hingga hari ini nama Elvy Sukaesih masih dikenal di mata para pecinta dangdut milenial. Tak sampai di situ, penyanyi kelahiran Sumedang, Jawa Barat 25 Juni 1951 ini juga masih aktif di usia yang sudah 70 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kiprahnya yang Patut Dihormati
Alhasil, tak pantas rasanya jika pemilik nama asli Else Sukaesih ini dilupakan oleh masyarakat Tanah Air, terutama di kalangan para pecinta musik dangdut.
Lalu seperti apa jejak kehidupan dan kiprah ibu enam anak ini di dunia musik dangdut? Melansir berbagai sumber inilah kilas balik perjalanan seorang Elvy Sukaesih.
Advertisement
Awal Berkarier
Elvy Sukaesih sudah memiliki bakat sebagai penyanyi sejak masih sangat kecil, saat kelas 3 SD. Bahkan, sang ayah yang merupakan musikus, Muhamad Ali, sangat mendukung bakat Elvy dengan mengajak putrinya mengisi sejumlah acara.
Setelah menikah pada tahun 1965 di usia 14 tahun, Elvy Sukaesih langsung terjun ke dunia rekaman. Selama ini, Elvy mulai bergabung dengan beberapa Orkes Melayu (OM), yakni Orkes Melayu Pancaran Muda dan Orkes Melayu Purnama.
Pada fase ini, sekurangnya 10 album yang sudah dirilis oleh Elvy selama bergabung dengan Orkes Melayu Purnama sejak tahun 1967. Sedangkan bersama Orkes Melayu Pancaran Muda, hanya beberapa album saja sejak 1964.
Elvy juga bergabung ke Orkes Melayu Sagita, Ria Bluntas, Chandraleka, Shahara, El Hurriah, Zaenal Combo, El Humah, M Nagin, dan, Bunga Nirwana, dan M Violeta.
Bersama Rhoma Irama
Lalu pada tahun 1970, bertemulah Elvy dengan Rhoma Irama yang kelak menjadi Raja Dangdut Indonesia.
Kiprah Elvy Sukaesih sebagai penyanyi pun semakin cemerlang pada tahun 1970 setelah ia ditunjuk sebagai penyanyi pendamping Rhoma Irama bersama Orkes Melayu Soneta.
Dari sinilah sejumlah album bersama Soneta dirilis. Salah satunya adalah album berjudul Raja dan Ratu yang dirilis pada tahun 1975.
Advertisement
Solo Karier
Sayangnya pada tahun 1975, Elvy memutuskan untuk berpisah dari OM Soneta dan kiprahnya pun dilanjutkan sebagai penyanyi Solo.
Selama menjadi penyanyi solo, Elvy sudah meluncurkan puluhan album yang mencetak hit. Lagu-lagunya pun hingga kini masih sering dinyanyikan oleh para penyanyi maupun orkes dangdut di seantero Tanah Air.
Tak kurang dari 1.500 lagu yang telah direkam Elvy Sukaesih di banyak album, mulai dari Cubit-Cubitan, Colak-Colek, Nasib Janda, Gula-Gula, dan Bisik-Bisik Tetangga.
Sampai era 1990-an dan 2000-an, Elvy masih aktif di dunia hiburan. Bahkan pada tahun 2014 ia sempat merilis album solo berjudul Seujung Kuku.
Kolaborasi
Selain Rhoma Irama, Elvy Sukaesih juga sempat berkolaborasi dengan Ahmad Albar, Riza Umami, dan Eddy Silitonga.
Bahkan, ada juga kolaborasinya bersama deretan musikus kawakan yang berbuah album duet, yakni Mansyur S, Hasjim Khan, Mamiek Slamet, dan Latief M.
Advertisement
Dunia Film
Kiprah Elvy Sukaesih juga merambah ke dunia film yang dimulai sejak 1977. Pada tahun yang sama, ada empat film yang dibintanginya, yaitu Asoy, Tiada Seindah Cintamu, Jalal Kojak Palsu, dan Penasaran.
Thun 1978, Elvy tampil di film Benyamin Suaeb berjudul Betty Bencong Slebor. Lalu Pada 1979, ia tampil di film Warkop berjudul Mana Tahaaan....
Elvy mulai menjadi bintang utama pada 1979 dalam film Cubit-Cubitan dan Kerinduan. Sejumlah film lain yang dibintanginya pada tahun-tahun berikutnya hingga 1986 adalah Irama Cinta, Aduhai Manisnya, Senggol-Senggolan, dan Mandi Madu.
Dalam film Irama Cinta yang diperankan bersama Ahmad Albar, keduanya berduet membawakan lima buah lagu, termasuk di antaranya adalah "Aku Bahagia" dan "Lintah Darat".
Penghargaan
Kiprah Elvy Sukaesih selama bernyanyi, mendapat apresasi luar biasa dari insan musik Tanah Air. Ia meraih AMI Award untuk Artis Solo Wanita Dangdut Terbaik pada 2005 silam.
Sang Ratu Dangdut juga sempat mendapatkan penghargaan Golden Achievement Award Spirit Cultural Asean Communintas dari Kesultanan Djohor dan Kelantan pada 2015.
Penghargaan lain yang tak kalah bergengsi adalah Lifetime Achievement Award oleh SCTV Music Award pada 2016.
Advertisement
Nama dan Keluarga
Terlahir dengan nama Else Sukaesih, Elvy merupakan pasangan dari musikus Orkes Melayu bernama Muhammad Ali dan istrinya, Rohayah Asiah. Nama Elvy digunakannya setelah ia membaca sebuah novel yang tokoh wanitanya bernama Elvy.
Di usia 14, Elvy menikah dengan pria keturunan Arab bernama Zaidun Zeidh Abu Bakar Jindan. Lahirlah enam orang anak yang di antaranya adalah Fitria dan Dhawiya Zaida.
Pada 2002, suami Elvy meninggal dunia setelah dirawat selama dua hari di Rumah Sakit St Carolus karena serangan jantung.
Masih Eksis dan Layak Jadi Legenda
Sebagai Ratu Dangdut Elvy Sukaesih terlihat layak mengemban gelar tersebut lantaran hingga usia 70 ia masih energik. Bahkan Elvy masih berperan sebagai juri di ajang pencarian penyanyi dangdut Indonesia termasuk Liga Dangdut Indonesia (LIDA).
Melihat kiprahnya yang serius serta dedikasinya yang tak kenal lelah, maka pantaslah bila Elvy Sukaesih tak hanya dianggap sebagai artis kawakan bergelar Raty Dangdut, namun juga sebagai penyanyi dangdut legendaris Tanah Air.
Advertisement