Liputan6.com, New York - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada hari Kamis bahwa dia akan menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin Beijing bulan depan dengan pesan bahwa acara tersebut "harus menjadi instrumen perdamaian di dunia."
Kehadirannya yang dikonfirmasi datang di tengah boikot diplomatik yang dipimpin AS untuk memprotes catatan hak asasi manusia China, yang diikuti oleh Australia, Inggris, Kanada, dan Jepang. China menyangkal pelanggaran hak dan mengutuk boikot itu sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip Olimpiade. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (14/1/2022).
Advertisement
"Olimpiade adalah acara yang sangat penting, dan itu adalah acara yang melambangkan peran olahraga dalam menyatukan orang dan dalam mempromosikan perdamaian," kata Guterres kepada wartawan.
"Dalam konteks yang ketat dan tanpa dimensi politik apa pun saya bermaksud hadir dalam pembukaan - dengan pesan ini bahwa Olimpiade harus menjadi instrumen perdamaian di dunia," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kontroversi Olimpiade
Kelompok hak asasi manusia dan anggota parlemen AS telah meminta Komite Olimpiade Internasional untuk menunda Olimpiade dan memindahkannya kecuali China mengakhiri apa yang dianggap Amerika Serikat sebagai genosida terhadap etnis Uyghur dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya.
Beijing, ibu kota China, akan jadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin yang berlangsung pada tanggal 4-20 Februari mendatang. Beijing merupakan kota pertama di dunia yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin dan Musim Panas. Sebelumnya Beijing pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas pada tahun 2008 silam.
Pemerintah China berharap Olimpiade kali ini akan menginspirasi sedikitnya 300 juta penggemar olahraga dan membantu menyatukan dunia dalam menghadapi pandemi.
Advertisement