Liputan6.com, Jakarta - PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menyepakati transaksi akuisisi oleh PT Michelin Indonesia (PTMI) senilai Rp 206 miliar. Harga tersebut di bawah nilai kewajaran yang ditetapkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Herman Meirizki dan Rekan yaitu sebesar Rp 217 miliar.
"Latar belakang nilai transaksi tersebut disebabkan karena adanya kondisi pandemi yang membuat Perseroan berpikir bahwa masih terdapat risiko yang tidak stabil ke depannya,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk, Ade Nofita dalam keterbukaan informasi Bursa, ditulis Jumat (14/1/2022).
Advertisement
Berdasarkan POJK No.35/2020 pasal 48.b, kewajaran nilai transaksi berada pada rentang antara +7,5 persen dan -7,5 persen dari Penilaian bisnis.
Ade menjabarkan, hasil penilaian PTMI yakni Rp 217,6 miliar. Adapun nilai batas atas +7,5 persen sebesar Rp 234 miliar dan batas bawah -7,5 persen sebesar Rp 201 miliar. Sehingga nilai transaksi yang terjadi yakni sebesar Rp 206 miliar berada dalam kisaran yang wajar.
Pada awal 2021, Perseroan telah terintegrasi langsung dengan PT Michelin Indonesia, sesama perusahaan di bawah pengendali yang sama yakni Compagnie Générale Des Établissements Michelin (CGEM).
Prospek penjualan domestik diyakini akan semakin berkembang dikarenakan PTMI memiliki jaringan bisnis yang lebih berfokus pada tiga hal, yaitu penjualan segmen bisnis, pelayanan solusi untuk pasar bisnis, serta pengembangan penggunaan material ban yang lebih canggih untuk semua produk yang dihasilkan oleh Perseroan.
“Strategi ini merupakan adopsi dari strategi perusahaan induk Michelin di tingkat global,” terang Ade.
Pasar ban motor tetap menjadi prioritas utama untuk pasar domestik. Pasar ban domestik telah menunjukkan perbaikan sejak pandemi Covid-19 berlangsung.
Permintaan akan ban motor mengindikasikan adanya pemulihan pasar, hal ini tercermin pada utilisasi produk ban dan permintaan ban yang meningkat sejak kuartal pertama 2021.
Prospek penjualan domestik diyakini akan tetap menjanjikan untuk pasar kendaraan roda empat seiring dengan pemberian insentif atas Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi industri lainnya.
"Meski indikasi perbaikan telah terjadi di awal tahun 2021, akan tetapi perbaikan pasar ban diperkirakan masih memerlukan waktu yang cukup panjang untuk kembali seperti kondisi sebelum adanya pandemi COVID-19,” ujar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham MASA
Pada penutupan perdagangan Jumat, 14 Januari 2022, saham MASA turun 0,44 persen ke posisi Rp 4.550 per saham. Saham MASA dibuka stagnan Rp 4.570 per saham.
Saham MASA berada di level tertinggi Rp 4.570 dan terendah Rp 4.540 per saham. Total frekuensi perdagangan 31 kali dengan volume perdagangan 64 kali. Nilai transaksi Rp 29,1 juta.
Advertisement