Saham Bank Lesu, Wall Street Bervariasi Sambut Akhir Pekan

Wall street bervariasi pada perdagangan Jumat, 14 Januari 2022 setelah rilis laporan keuangan bank besar.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jan 2022, 07:08 WIB
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Liputan6.com, New York - Saham bank-bank besar merosot setelah merilis laporan kinerja keuangan pada Jumat, 14 Januari 2021. Saham bank besar yang merosot bebani bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 201,81 poin atau 0,56 persen menjadi 35.911,81. Indeks S&P 500 naik tipis 0,08 persen menjadi 4.662,85. Sementara itu, indeks Nasdaq menguat 0,59 persen menjadi 14.893,75.

Saham bank yang telah menguat selama beberapa pekan terakhir karena suku bunga bergerak lebih tinggi telah. Namun, laporan keuangan bank besar yang mengecewakan investor meski angka utama yang kuat menekan saham bank.

Bank terbesar di AS berdasarkan aset, JP Morgan Chase menunjukkan laba dan pendapatan yang melampaui perkiraan, tetapi saham turun lebih dari enam persen. Laba perusahaan dibantu cadangan kredit yang besar. Di sisi lain CFO JP Morgan Chase, Jeremy Barnum memperingatkan perusahaan akan kehilangan target laba utama dalam dua tahun ke depan.

Saham Citigroup turun hampir 1,3 persen setelah bank mengalahkan perkiraan pendapatan  tetapi menunjukkan penurunan laba 26 persen. Saham Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang akan melaporkan kinerja keuangan pekan depan juga merosot.

Sementara itu, saham Wells Fargo naik hampir 3,7 persen setelah pendapatan bank melampaui harapan. CEO Charles Scharf mengatakan, permintaan pinjaman meningkat pada paruh kedua 2022.

"Satu hal yang benar-benar menonjol adalah pertumbuhan biaya. Anda melihat itu di angka Wells Fargo dan JPMorgan," ujar Analis RBC Capital Markets Gerard Cassidy dilansir dari CNBC, Sabtu (15/1/2022).

Saham Netflix melonjak lebih dari 1 persen setelah mengumumkan kenaikan harga untuk pelanggan Amerika Serikat dan Kanada. Hal itu membantu kinerja indeks Nasdaq.

Saham kasino juga menguat seiring pemerintah Makau mengumumkan akan mengizinkan hanya enam lisensi kasino di pusat perjudian. Saham Las Vegas Sand melonjak 14,1 persen.

Sementara itu, saham Wynn Resorts naik 8,6 persen. Saham perusahaan minyak juga mengungguli karena harga minyak mentah naik.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indeks Acuan Melemah dalam Sepekan

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Saham konsumen berada di bawah tekanan setelah laporan tersebut dengan saham Bath and Body Works dan Under Armour turun lebih dari dua persen. Saham Peloton susut hampir 2,6 persen setelah Nasdaq mengumumkan saham tersebut akan dikeluarkan dari indeks Nasdaq 100.

“Penyebaran varian omicron baru-baru ini kemungkinan membebani penjualan, tetapi faktor lain juga bisa bekerja. Ini bukan semua soal COVID-19, konsumen kemungkinan mengalihkan belanja offline ke online saat virus menyebar tetapi penjualan non toko turun 8,7 persen pada Desember,” ujar Ekonom JPMorgan Daniel Silver.

Awal 2022 menjadi awal yang sulit bagi investor. Saham teknologi turun tajam pada pekan pertama 2022. Hal ini lantaran the Federal Reserve mengisyaratkan pendekatan yang lebih agresif terhadap inflasi disertai dengan lonjakan suku bunga. Dua langkah tersebut sebagian berbalik arah awal pekan ini tetapi kembali pada Jumat sore.

Pada pekan ini, indeks Nasdaq merosot 0,28 persen, indeks Dow Jones susut 0,88 persen, dan indeks S&P 500 melemah 0,30 persen. Pada pekan ini menunjukkan minggu ketiga negatif berturut-turut untuk indeks Nasdaq.

"Ada pandangan the Fed lebih hawkish adalah sebuah proses. Meskipun banyak yang telah dilakukan minggu lalu, ini akan menjadi sebuah proses, dan saya pikir kita mungkin akan memiliki hari-hari yang lebih bergejolak di saham teknologi dan pertumbuhan secara umum pada kuartal ini,” ujar Head of Equities Capital Markets Advisory BNY Mellon Wealth Management, Alicia Levine.

Ia menambahkan, kuartal pertama akan menunjukkan imbal hasil dan suku bunga yang meningkat. “Kami berpikir saham growth stock akan menghadapi kuartal yang mendatang,” tambah Levine.

Di sisi lain, BlackRock mencatat laba bersih yang mengalahkan perkiraan tetapi sedikit meleset pada pendapatan. Saham turun 2,2 persen.

Dari data ekonomi menunjukkan persediaan bisnis untuk November lebih tinggi dari yang diharapkan tetapi produksi industri mengecewakan dengan turun 0,1 persen dibandingkan proyeksi 0,2 persen.


Data Ekonomi AS

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Dari sisi data, penjualan ritel turun 1,9 persen pada Desember. Realisasi penjualan ritel itu lebih buruk dari yang diperkirakan ekonom sekitar 0,1 persen.

Sentimen konsumen awal pada Januari dari University of Michigan lebih rendah dari yang diharapkan karena orang Amerika Serikat melaporkan harapan inflasi jangka panjang yang lebih tinggi.

Pada Rabu pekan ini, indeks harga konsumen menunjukkan lonjakan 7 persen secara year over year, merupakan angka tertinggi dalam empat dekade.

Laporan indeks harga produsen mencerminkan kenaikan 9,7 persen dibandingkan periode yang sama.Namun, hasil itu lebih baik dari pada yang dikhawatirkan investor sehingga membantu menstabilkan pasar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya