Liputan6.com, London - Kantor PM Inggris atau Downing Street meminta maaf kepada Ratu Elizabeth II terkait dua pesta minum alkohol oleh sejumlah staf-nya pada malam sebelum pemakaman Pangeran Philip.
Pertemuan tersebut, pertama kali dilaporkan oleh The Telegraph, berlangsung pada 16 April 2021 dan berlangsung hingga dini hari.
Juru bicara PM Boris Johnson mengatakan, "sangat disesalkan bahwa ini terjadi pada saat berkabung nasional".
Baca Juga
Advertisement
Boris Johnson tidak berada di salah satu pihak--tetapi dia menghadapi pertanyaan atas dugaan pelanggaran aturan aturan pembatasan COVID-19 di gedung nomor 10 tersebut, demikian dikutip dari laman BBC, Sabtu (15/1/2022).
Pengungkapan partai terbaru menyebabkan reaksi keras dari partai-partai oposisi, yang membandingkan perilaku staf No 10 dengan foto-foto Ratu duduk sendirian di pemakaman Duke of Edinburgh, karena pembatasan COVID-19.
Buruh, Demokrat Liberal, dan SNP semuanya menyerukan agar Johnson mengundurkan diri setelah dia mengaku menghadiri pesta minuman di taman Downing Street selama penguncian pada 20 Mei 2020.
Dan Andrew Bridgen telah menjadi anggota parlemen Konservatif kelima yang secara terbuka menyatakan bahwa mereka telah menulis kepada ketua Komite 1922--yang menyelenggarakan kontes kepemimpinan Tory--untuk mengatakan bahwa mereka tidak percaya pada perdana menteri.
Sebanyak 54 anggota parlemen Konservatif harus menulis surat untuk pemungutan suara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kekecewaan Sejumlah Pihak
Berbicara kepada Politik Utara BBC, mantan menteri Guy Opperman mengatakan perilaku Johnson "tidak dapat diterima".
Anggota parlemen Konservatif itu mengatakan, dia merasa sangat emosional tentang pesta yang diadakan di taman Downing Street pada 20 Mei karena waktu itu pembatasan COVID-19 telah mencegahnya bersama istri dan saudara kembarnya ketika sedang sakit di rumah sakit.
Kedua anak laki-laki itu kemudian meninggal tak lama setelah lahir.
Opperman mengatakan, perdana menteri harus terus di pos sementara penyelidikan pertemuan pemerintah selesai. Namun, dia mengatakan bahwa Johnson perlu "mengubah caranya" dan menjalankan Downing Street "dengan cara yang sangat, sangat berbeda".
Advertisement