2 Rumah di Kabupaten Tangerang Rusak Berat Akibat Gempa Banten

Dua rumah di Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Banten mengalami rusak berat setelah diguncang gempa bumi 6,6 yang terjadi pada Jumat, 13 Januari 2021.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 15 Jan 2022, 20:24 WIB
Warga berdiri di pintu rumahnya yang hancur setelah gempa mengguncang Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019). Jumlah bangunan rusak akibat gempa berkekuatan 6,9 magnitudo yang mengguncang Banten terus bertambah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Dua rumah di Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, Banten mengalami rusak berat setelah diguncang gempa bumi 6,6 yang terjadi pada Jumat, 13 Januari 2021.

Hal tersebut baru diketahui pemerintah daerah setempat setelah adanya laporan warga. Tercatat, dua rumah tersebut berada di Kampung Sukadiri, RT 02/02, Desa Sukadiri dan di Kampung Kondang, RT 01/01, Kelurahan Mekar Kodang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang.

"Dari survey BPBD di lapangan, ada dua rumah yang mengalami rusak berat dan ringan dampak gempa kemarin," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Abdul Munir, Sabtu (15/1/2022).

Kerusakan berat terlihat tembok rumah warga hancur dari sisi depan sampai ke dapur. Sehingga, seisi rumah warga yang rusak berat tersebut bisa terlihat dari luar rumah.

Meski begitu, Abdul Munir memastikan, penghuninya tidak mengalami luka. Sebab, pada saat gempa terjadi, penghuninya masih sempat menyelamatkan diri keluar rumah.

"Tidak ada korban," singkat dia.

 


Kepala BNPB Tinjau Langsung Lokasi Gempa di Pandeglang Banten

Rumah rusak akibat gempa Banten, Jumat (14/1/2022). (Foto: Dokumentasi BNPB).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto tiba di Pandeglag, Banten usai menempuh jalur darat dari Jakarta. Suharyanto pun langsung meninjau lokasi terdampak gempa magnitudo 6,6.

Kepada Suharyanto, Bupati Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita, menyampaikan sebanyak 1.100 rumah rusak yang meliputi 617 unit rusak ringan, 269 unit rusak sedang dan 214 unit rusak berat.

"Selanjutnya ada 13 gedung sekolah yang mengalami rusak sedan termasuk 14 fasilitas kesehatan, 3 kantor pemerintahan, 4 tempat ibadah dan 1 tempat usaha," rinci Irna dalam laporannya, seperti dikutip Liputan6.com melalui siaran pers BNPB, Sabtu (15/1/2022).

Mendengar hal itu, Suharyanto langsung memerintahkan untuk melalukan pembaharuan data dan mencatat tiap kebutuhan warga terdampak gempa.

"Segera dari pemeritah daerah mohon terus melaksanakan pendataan lebih lanjut. Apakah dari ribuan rumah ini ada yang belum terlaporkan, kemudian adanya yang luka berat luka ringan ini masih ada atau tidak," jelas Suharyanto.

Suharyanto juga meminta agar posko darurat bencana segera dibentuk. Melalui posko itu, diharapkan seluruh kegiatan terkait penanganan dapat dilakukan selama masa tanggap darurat.

Suharyanto meminta BPBD untuk mendirikan posko keselamatan masyarakat. Sebab hal itu menjadi prioritas utama dalam upaya penanganan darurat. Dia berjanji, BNPB akan terus memberikan pendampingan kepada BPBD terkait.

"Segera dirikan posko. Nanti kami akan dampingi terus dari BNPB. Posko saya minta setiap hari melaksanakan kegiatan evaluasi. Tujuan utamanya adalah keselamatan masyarakat," dia menandasi.


Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik

Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya