Menengok Pusat Penyelamatan Satwa Dilindungi yang Baru Diresmikan Wamen LHK di Besitang

Pusat penyelamatan orangutan, beruang, dan primata dilindungi lainnya di Dusun Pante Buaya, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), diresmikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong.

oleh Reza Efendi diperbarui 15 Jan 2022, 20:15 WIB
Pusat penyelamatan orangutan, beruang, dan primata dilindungi lainnya di Dusun Pante Buaya, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut)

Liputan6.com, Besitang Pusat penyelamatan orangutan, beruang, dan primata dilindungi lainnya di Dusun Pante Buaya, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), diresmikan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong.

Peresmian dilakukan pada kunjungan kerja Alue Dohong pada Kamis, 13 Januari 2022. Pusat penyelamatan orangutan, beruang, dan primata dilindungi lainnya ini didirikan 2020, merupakan kerja sama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, BKSDA Aceh, dan Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC).

Misi yang diusung adalah menampung, merehabilitasi, serta berupaya melepasliarkan kembali satwa liar milik negara ke habitat alaminya. Misi ini tidak hanya di Sumut, tetapi juga akan mendukung upaya penyelamatan satwa di Aceh.

Wakil Menteri LHK, Alue Dohong menyampaikan, keanekaragaman hayati sebagai kekayaan bangsa, pengelolaannya dimandatkan kepada negara dan pemerintah untuk kepentingan seluruh masyarakat.

"Konservasi tidak bisa dilakukan atau bekerja sendiri, harus dilakukan bersinergi dengan para pihak," kata Alue Dohong, dalam keterangan diperoleh Liputan6.com, Sabtu (15/1/2022).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Bantu Pemerintah

Peresmian pusat penyelamatan orangutan, beruang, dan primata dilindungi lainnya dilakukan pada kunjungan kerja Alue Dohong pada Kamis, 13 Januari 2022

Disebutkannya, pemerintah sangat terbantu dengan filling the gap atau mengisi celah oleh para pihak, dan dibutuhkan harmonisasi antara manusia dengan satwa liar agar tidak terjadi konflik yang menyebabkan kerugian.

Alue Dohong juga berharap, apa yang telah dibuat mitra kerja BBKSDA Sumut, dalam hal ini YOSL-OIC melalui penyelamatan orangutan, beruang, dan primata dilindungi lainnya, dapat berkontribusi pada konservasi yang ada di Indonesia.

"Serta memberikan manfaat pada masyarakat," ucapnya.


Jumlah Staf

Wamen LHK, Alue Dohong, tinjau pusat penyelamatan satwa dilindungi yang baru saja diresmikannya

Rangkaian dari kegiatan presmian ini penandatanganan prasasti dan penguntingan pita oleh Wamen Kementerian LHK, penanaman pohon, serta peninjauan beberapa kandang satwa yang ada di lokasi.

Pusat penyelamatan ini memiliki 8 staf yang terdiridari 2 manajer, 1 dokter hewan, 1 ahli biologi, 1 head keeper, dan 3 animal keeper. Semua staf menjalani pemeriksaan medis sebelum mereka mulai bekerja, untuk memastikan tidak ada penyakit menular dari satwa ke manusia atau sebaliknya (Zoonosis).

Beberapa staf telah menjalani training selama 3 bulan di Pusat Rehabilitasi Orangutan (BORA) di Berau, Kalimantan Timur sehingga telah memiliki pengalaman dan kapasitas dalam perawatan satwa. Ada juga yang mengikuti training di Javan Gibbon Centre di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.


Sudah Terima Satwa

Misi yang diusung adalah menampung, merehabilitasi, serta berupaya melepasliarkan kembali satwa liar milik negara ke habitat alaminya. Misi ini tidak hanya di Sumut, tetapi juga akan mendukung upaya penyelamatan satwa di Aceh

Di lokasi ini sudah mulai menerima satwa sejak 2021, memiliki fasilitas memadai sebagai pusat penyelamatan satwa, terdiri dari kandang klinik/karantina, berbagai jenis kandang untuk primate dan beruang, dan peralatan medis yang lengkap untuk mendukung misi penyelamatan satwa.

Semua satwa berasal dari titipan BBKSDA Sumut, dan saat ini menangani 4 owa ungko (Hylobates agilis), 1 owa sarudung (Hylobates lar), 14 siamang (Symphalangus syndactylus), 2 orangutan (Pongo abelii), 1 beruang madu (Helarctos malayanus).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya