Kemendikbudristek Sebut di 2021 Model Pembelajaran Teaching Factory di SMK Meningkat

Wikan Sakarinto mengatakan, terjadi peningkatan dalam penerapan model pembelajaran teaching factory di tingkat SMK pada tahun 2021 mengalami peningkatan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 16 Jan 2022, 10:30 WIB
Khofifah meninjau PTM terbatas di di SMK Negeri 7 Surabaya. (Dian Kurniwan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wikan Sakarinto mengatakan, terjadi peningkatan dalam penerapan model pembelajaran teaching factory di tingkat SMK pada tahun 2021 mengalami peningkatan.

Menurut dia, 52 persen disebut SMK di tahun 2021 telah menerapkan teaching factory, atau naik tujuh persen dari tahun 2020. Adapun ini berdasarkan hasil survei penguatan pendidikan vokasi yang dilakukan oleh lembaga survei Indikator Politik Indonesia pada akhir tahun 2021.

"Dari 2019 hingga 2021, terdapat tren peningkatan BMW (bekerja, melanjutkan studi, dan wirausaha) cukup baik. Penerapan teaching factory di SMK juga meningkat. Ini sangat baik karena teaching factory merupakan level yang spesial yang mendukung link and match," kata Wikan dalam keterangannya, Minggu (16/1/2022).

Selain itu, dia juga menyebut, jumlah praktisi industri yang mengajar di SMK sebanyak 50 jam per semester juga meningkat sebesar 20 hingga 40 persen.

Disebut, program tersebut bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja.

Sekolah yang terpilih dalam program ini diharapkan menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.

 


Pemprov DKI Jakarta Diminta Terbitkan Pergub Link and Match

Sebelumnya, Sebagai bentuk dukungan dan komitmen terhadap dunia pendidikan vokasi dalam mencetak lulusan siap kerja, PT JakLingko Indonesia berkolaborasi dengan SMK Muhammadiyah 4 Jakarta menjalin kerjasama Link and Match, yaitu program penyelarasan kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik dengan kompetensi yang sesuai kebutuhan industri.

Program Link and Match diresmikan melalui Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara SMK Muhammadiyah 4 Jakarta dengan PT JakLingko Indonesia.

Anggota DPRD DKI Jakarta, Lukmanul Hakim, yang hadir dalam penandatanganan tersebut, mendukung penuh program link and match antara BUMD Jaklingko dan SMK Muhammadiyah 4 Jakarta, sebagai langkah nyata transfer of technology antara dunia industri dengan pendidikan.

“Sekolah diharapkan dapat menyesuaikan kurikulum atau mata pelajaran di SMK. Ini bisa menjadi solusi mengatasi pengangguran, meningkatkan skill atau keahlian pelajar. Sehingga lulusan sekolah menjadi SDM yang handal dan cepat mendapat kerja,” kata bung Lukman, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).

Tidak hanya Jaklingko, Lukmanul Hakim yang juga Anggota Komisi C DPRD DKI ini mendorong semua perusahaan, baik BUMD, BUMN maupun swasta di Jakarta, juga menerapkan program link and match dengan dunia pendidikan.

Bahkan bila perlu, Bang Lukman mengusulkan penerbitan Pergub khusus yang mengatur link and match, untuk mengakselerasi pembentukan angkatan kerja yang mumpuni di era industry 4.0.

"Ini mendesak, saya meminta Gubernur DKI menerbitkan Pergub tentang program link and match, dalam rangka menyiapkan angkatan kerja yang mumpuni di era industry 4.0 untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan," pungkas Lukman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya