Pemodal Ventura Sebut Saham dan Properti Bakal Diubah Jadi NFT

Hingga saat ini, masih tidak jelas mengapa ada orang yang ingin memiliki NFT saham atau apa yang akan mereka lakukan dengan NFT saham tersebut.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 16 Jan 2022, 10:24 WIB
Ilustrasi NFT (Foto: Arstin Chen on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan dan real estat akan menjadi salah satu dari banyak hal yang dapat diubah menjadi Non Fungible Token (NFT) di masa depan, menurut kapitalis ventura, Bill Tai.

Investor teknologi itu mengatakan pada Rabu "itu akan terjadi" dan itu "bahkan bukan pertanyaan." Sebaliknya, ini hanya masalah kapan itu akan terjadi dalam skala besar, kata Tai pada Konferensi Keuangan Kripto di St. Moritz, Swiss. Demikian mengutip dari CNBC, Minggu (16/1/2022),

NFT adalah aset satu-satunya di dunia digital yang dapat dibeli dan dijual melalui internet. Mereka dirancang untuk menunjukkan seseorang memiliki kepemilikan barang virtual yang unik, seperti gambar dan video online atau bahkan kartu perdagangan olahraga. 

Hingga saat ini, masih tidak jelas mengapa ada orang yang ingin memiliki NFT saham atau apa yang akan mereka lakukan dengan NFT saham tersebut.

Selama setahun terakhir, jumlah item yang diubah menjadi NFT telah berkembang pesat. Semuanya, mulai dari kode sumber world wide web hingga tweet pertama mantan CEO Twitter, Jack Dorsey telah dijual sebagai NFT.

Namun, beberapa orang masih bingung mengapa aset tidak berwujud ini bisa dijual dengan harga yang sangat mahal. Pada Maret 2021, desainer grafis yang berbasis di South Carolina, Beeple, yang memiliki nama asli Mike Winkelmann, menjual NFT seharga USD 69 juta atau sekitar Rp 987,7 miliar di lelang Christie. 

Kemudian pada Juni 2021, NFT dari kode sumber web dijual seharga USD 5,4 juta atau sekitar Rp 77,2 miliar. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Total Penjualan NFT

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Data dari pelacak pasar DappRadar yang diterbitkan pada Selasa 11 Januari 2022, menunjukkan total penjualan NFT mencapai USD 25 miliar pada 2021 karena aset kripto spekulatif yang semakin populer. Beberapa perusahaan paling terkenal di dunia termasuk Coca-Cola dan Gucci juga masuk ke dunia NFT.

Sementara itu, beberapa orang juga khawatir akan ada gelembung NFT. Bill Tai yang telah investasi di perusahaan rintisan seperti Zoom dan Scribd berharap semakin banyak hal yang bisa diubah menjadi NFT saat internet bergerak dari Web 2.0 ke Web 3.0.

"Web 1.0 adalah read-only, Web 2.0 adalah baca tulis dan Web 3.0 adalah instansiasi pembungkus di sekitar segala sesuatu yang masuk dan keluar dari layar itu sehingga dapat bergerak. Jadi ini adalah internet aset,” kata Bill Tai, seperti dikutip dari CNBC.

"Anda bisa meletakkan sertifikat tanah di sana, real estate, seni, gambar, apa saja. Ini adalah cara paling efisien dari waktu ke waktu untuk menetapkan kepemilikan aset apa pun,” lanjutnya. 

Seperti banyak pendukung NFT lainnya, Bill Tai juga tertarik pada cryptocurrency. Dia menggambarkan keruntuhan kripto terbaru yang melihat nilai Bitcoin secara singkat turun menjadi kurang dari USD 40.000 pada Senin, tetapi dia optimis itu akan bangkit kembali.

"Saya tidak tahu kapan akan naik kembali, tetapi akan naik kembali,” pungkasnya..

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya