Kasus Omicron Meroket, Menko Luhut Minta Perkantoran Batasi Kapasitas

Menko Luhut menyebut akan terjadi peningkatan persebaran kasus Covid-19 varian omicron.

oleh Arief Rahman H diperbarui 16 Jan 2022, 18:31 WIB
Kepadatan calon penumpang kereta Commuter Line (KRL) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Kementerian Kesehatan memprediksi penyebaran kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia akan terus terjadi hingga mencapai puncaknya pada Februari 2022. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut akan terjadi peningkatan persebaran kasus Covid-19 varian omicron. Untuk itu, ia mengimbau perkantoran untuk bisa mengatur secara mandiri kapasitas kantornya.

Hal ini, kata dia, bisa dilakukan dalam dua minggu kedepan. Sehingga kegiatan perkantoran akan menyesuaikan dengan jumlah yang dibutuhkan saja.

Sebelumnya, Menko Luhut menyebut langkah pengetatan mobilitas atau pembatasan akan jadi opsi terakhir dalam mengendalikan penyebaran covid-19. Namun, disamping protokol kesehatan dan vaksinasi, pembatasan kantor secara mandiri juga perlu lebih dini dilakukan.

“kami menghimbau kalau di kantor tak perlu seratus persen tak usah seratus persen yang hadir, jadi diatur saja lihat situasinya apakah dibikin 75 persen untuk 2 minggu kedepan itu saya kira bisa dilakukan asesmen oleh kantor masing-masing,” tuturnya dalam konferensi pers, Minggu (16/1/2022).

“Khususnya kantor, kalau industri saya rasa gak masalah,” imbuh dia.

Menko Luhut menyebut kali ini telah terjadi peningkatan kasus hingga 1.045 kasus per hari pasca terakhir kali pada Oktober 2021 lalu. Dari data itu, kata dia, kasus transmisi lokal tercatat lebih tinggi ketimbang tranmisi yang disebabkan pelaku perjalanan luar negeri.

“kasus didominasi oleh wilayah Jawa-Bali terutama provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Dan kenaikan kasus di Jawa Bali terlihat pada Jabar dan Banten. Hal itu karena wilayah mereka yang masih masuk aglomerasi jabodetabek,” kata Menko Luhut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Puncak Omicron

Kepadatan calon penumpang kereta Commuter Line (KRL) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Data sementara Kementerian Kesehatan hingga 10 Januari 2022, total ada 506 kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan puncak persebaran kasus omicron akan terjadi pada pertengahan Februari 2022 hingga awal Maret 2022 mendatang. Ini mengacu pada data pergerakan kasus di negara-negara lainnya.

“Berdasarkan berbagai data yang kami amati, berangkat dari trajectory kasus Covid-19 di Afrika selatan, puncak omicron diprediksi terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” katanya dalam konferensi pers, Minggu (16/1/2022).

Diantaranya, kata dia, seperti di inggris dan Afrika Selatan, tercatat telah mengalami penurunan kasus omicron. Sementara di Amerika Serikat dan Perancis diketahui telah mengalami pelandaian perkembangan kasus.

“Sementara di belahan Asia seperti India, Thailand, Filipina masih terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi,” katanya.

Ia pun mewanti-wanti untuk tetap waspada terhadap penularan Omicron ini meski dampak yang dirasakan lebih rendah ketimbang varian Delta pada pertengahan 2021 lalu.

“Meski gejala lebih ringan dan risiko perawatan rumah sakit lebih rendah, tapi jumlah kasus jauh lebih banyak daripada varian delta, jumlah perawatan rumah sakit dan tingkat kematian di inggris lebih tinggi dari varian delta,”

“hal ini harus kita hindari,” tegasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya