Puncak Musim Hujan, Waspada Bencana Longsor di Banjarnegara

eningkatan curah hujan berpotensi terjadi pada puncak musim hujan yang diprakirakan terjadi pada periode Januari - Februari 2022 dapat memicu bencana hidrometeorologi di Banjarnegara, termasuk longsor

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2022, 06:00 WIB
Empat orang meninggal akibat longsor di Banjarnegara. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banjarnegara)

Liputan6.com, Banjarnegara - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengingatkan warga di wilayah itu untuk mewaspadai peningkatan curah hujan karena dikhawatirkan dapat memicu bencana hidrometeorologi.

"Waspadai potensi hujan lebat dengan durasi yang panjang karena dikhawatirkan bisa memicu bencana longsor, angin kencang maupun banjir," kata Plh. Bupati Banjarnegara Syamsudin melalui siaran pers yang diterima di Purwokerto, Ahad.

Dia mengatakan kondisi Banjarnegara yang rawan bencana mendorong semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan, mulai dari jajaran pemerintah daerah hingga seluruh masyarakat di wilayah ini.

"Banjarnegara mempunyai risiko sedang sampai dengan tinggi kemungkinan terjadinya bencana alam, terutama tanah longsor," katanya.

Dia mengatakan peningkatan curah hujan berpotensi terjadi pada puncak musim hujan yang diprakirakan terjadi pada periode Januari - Februari 2022.

"Karena itu mengingat sejumlah desa di Banjarnegara merupakan wilayah rawan longsor sehingga masyarakat perlu tetap waspada dan siaga saat turun hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi yang lama, terutama bagi mereka yang tinggal di area lereng atau perbukitan," katanya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Keterlibatan Pemdes

Dia menambahkan masyarakat dapat segera melaporkan kepada perangkat desa jika menemukan adanya retakan atau rekahan tanah.

"Segera laporkan pada perangkat desa atau dapat juga melaporkan ke BPBD Banjarnegara jika menemukan tanda-tanda awal bencana longsor seperti retakan dan rekahan tanah," katanya.

Dia juga mengajak seluruh masyarakat di wilayah ini untuk ikut berperan aktif dalam program pengurangan risiko atau mitigasi bencana dengan cara meningkatkan kesiapsiagaan dan kehati-hatian.

"Apabila terjadi tanda-tanda tanah longsor seperti adanya pohon yang miring, adanya rekahan tanah dan adanya air yang mengalir dari tebing dan berwarna keruh maka perlu waspada dan segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman," katanya.

Sementara itu, Koordinator Bencana Geologi Pusat Mitigasi Universitas Jenderal Soedirman Dr. Indra Permanajati mengatakan bahwa bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air yang ada di dalamnya termasuk curah hujan.

"Bencana ini meliputi bencana banjir, longsor, angin puting beliung, dan bencana lain karena kondisi cuaca dan peningkatan intensitas air saat musim hujan seperti sekarang ini," katanya.

Menurutnya, pemerintah daerah perlu terus meningkatkan kesadaran masyarakat terkait upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya