Kasus Covid-19 Meningkat, Luhut Minta Warga Batasi Mobilitas dan Aktivitas Berkumpul

Luhut mengimbau seluruh kementerian dan lembaga untuk meminimalkan kegiatan rapat-rapat secara offline atau luring.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 17 Jan 2022, 08:20 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers evaluasi perpanjangan PPKM level.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta masyarakat untuk mulai membatasi mobilitas dan tak melakukan aktivitas berkumpul. 

Hal ini mengingat kasus Covid-19 berpotensi mengalami peningkatan, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

"Tidak ada salahnya kita mulai membatasi dan menahan mobilitas keluar rumah serta aktivitas berkumpul yang tidak perlu. Ini saya ulangi, kalau tidak perlu kumpul-kumpul, tidak usah kita kumpul," jelas Luhut dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, 16 Januari 2022.

Dia menyarankan perusahaan untuk menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, apabila masih mampu mencapai tingkat produktifitas. Luhut menyerahkan kepada pimpinan perusahaan untuk melakukan assesmen sendiri.

"Saya mengimbau opsi tersebut bisa diambil hal ini semata-mata dilakukan untuk menjaga kasus tetap terkendali," ucapnya.

Luhut juga mengimbau seluruh kementerian dan lembaga untuk meminimalkan kegiatan rapat-rapat secara offline atau luring. Dia meminta agar kementerian dan lembaga sebisa mungkin melakukan rapat atau pertemuan secara daring.

"Tapi tidak juga melarang untuk ketemu. Saya serahkan juga kepada teman-teman untuk melakukan asesmen sendiri," ujar Luhut.

Disisi lain, kata dia, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar semua masyarakat dapat membatasi diri untuk tak berpergian ke luar negeri. Luhut menyebut pejabat pemerintah telah dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Hanya kalau betul-betul perlu saja pergi ke luar negeri dan pejabat-pejabat pemerintah malah sudah dilarang untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk 3 minggu kedepan ini," katanya.

Luhut turut mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar tak terpapar Covid-19. Pasalnya, kelalaian dan kecerobohan masyarakat terhadap protokol kesehatan dapat mengulang pengalaman yang kelam di masa lalu, dimana kasus Covid-19 melonjak signifikan.

"Saya mau menyampaikan, kita ayo berdoa semua kita membangun persatuan, kita harus kompak, tak boleh salah menyalahkan. Kalau itu kita lakukan dengan baik saya yakin kita akan bisa atasi omicron ini, bukan hal yang tak bisa diatasi kalau kita kompak karrna semua siap. Jangan kita hanya saling menyalahkan," tutur Luhut.

 


Prediksi Puncak Penyebaran Omicron

Sebelumnya, Pemerintah memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron terjadi pada pertengahan Februari sampai awal Maret 2022. Pemerintah menyebut kenaikan kasus virus corona di DKI Jakarta bisa naik lebih tinggi apabila masyarakat tidak waspada.

"Berdasarkan prediksi yang kami lakukan, kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).

Dia menyadari bahwa cepat atau lambat kasus Covid-19 di Indonesia akan meningkat. Terbukti, kasus baru Covid-19 mencapai 1.054 per 15 Januari 2022. Padahal, kata Luhut, kasus harian Covid-19 di tanah air terakhir menyentuh angka 1.000 pada 11 Oktober 2021.

Luhut menyampaikan kasus Covid-19 di Indonesia kini lebih didominasi oleh transmisi lokal. Menurut dia, kasus didominasi oleh wilayah Jawa-Bali, terutama DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Kenaikan kasus Jawa-Bali juga terlihat pada provinsi Jawa Barat dan Banten. Hal tersebut didorong wilayah mereka yang masih masuk aglomerasi Jabodetabek," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya