Liputan6.com, Jakarta - Upaya terakhir Novak Djokovic untuk menyelamatkan harapannya mempertahankan gelar di Australia Terbuka telah gagal, setelah hakim memutuskan pada hari Minggu, bahwa menteri imigrasi Australia memiliki haknya untuk membatalkan visanya.
Hal ini diputuskan lantaran dirinya tidak divaksinasi untuk kedua kalinya dan itu dianggap dapat membahayakan kesehatan dan ketertiban masyarakat umum.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir New York Times, Senin (17/1/2022), Novak Djokovic mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui email bahwa dia sangat kecewa tetapi dia menghormati keputusan itu. Dia mengatakan dia akan bekerja sama dengan otoritas terkait sehubungan dengan kepergiannya dari negara tersebut.
Tim hukum Djokovic telah berargumen di pengadilan pada hari Minggu, bahwa menteri imigrasi, Alex Hawke, telah keliru dengan membatalkan visa Djokovic dengan alasan bahwa ia dapat mendorong sentimen anti-vaksinasi di Australia.
Hawke tidak mempertimbangkan apakah mendeportasi Djokovic juga dapat memicu sentimen seperti itu, kata pengacara Djokovic.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dideportasi dari Australia
Tapi panel tiga hakim federal menolak argumen itu dan memihak pemerintah. Ketua Hakim James Allsop tidak memberikan alasan untuk keputusan hakim, mengatakan bahwa mereka akan diberikan paling cepat pada hari Senin.
Keputusan itu bulat, katanya pada sidang pada Minggu (15/1/2022) sore. Ditambahkannya, Djokovic harus membayar biaya hukum pemerintah.
Dia mengatakan keputusan itu tidak mencerminkan keabsahan keputusan Hawke untuk membatalkan visa Djokovic pada hari Jumat hanya berdasarkan proses pengambilan keputusannya.
Advertisement
Kembali ke Negara Asal
Djokovic tiba pada Minggu malam di Bandara Melbourne, di mana ia naik penerbangan Emirates untuk meninggalkan Australia. Dia dilarang memasuki Australia selama tiga tahun ke depan berdasarkan undang-undang mengenai pembatalan visa, tetapi pemerintah dapat mengabaikannya.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia menyambut baik keputusan untuk menjaga keamanan warga Australia. Di negara asal Djokovic, Serbia, Presiden Aleksandar Vucic mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Djokovic dan menawarkan dukungannya.
“Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak sabar menunggu dia datang ke Serbia dan kembali ke negaranya, dan berada di tempat di mana dia selalu disambut,” kata Vucic dalam sebuah pernyataan.