Varian Omicron COVID-19 Hambat Aktivitas Bisnis di Amerika Serikat

Maskapai besar Amerika Serikat dan inflasi tahunan tak terkendali, semua disebabkan oleh COVID-19 varian Omicron.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Jan 2022, 12:03 WIB
Orang-orang mengantre untuk menerima tes Covid-19 di New York, Selasa (4/1/2022). Amerika Serikat (AS) mencatat lebih dari 1 juta kasus Covid-19 pada 3 Januari 2022, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, ketika varian Omicron terus menyebar dengan kecepatan tinggi. (ANGELA WEISS/AFP)

Liputan6.com, New York - Varian Omicron dari COVID-19 memicu gelombang infeksi terbesar dan menghambat pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.

Ini semua tercermin dalam pembatalan ribuan penerbangan oleh maskapai besar AS dan inflasi tahunan yang tak terkendali yang melonjak ke level tertinggi hampir 40 tahun di Desember.

"Januari adalah bulan yang begitu 'liar' dan ini baru setengahnya. Penyebaran infeksi Omicron di seluruh dunia menyebabkan jutaan orang Amerika mengisolasi diri lagi seperti tahun 2020," lapor Business Insider.

"Pekerja tinggal di rumah sakit, dan yang lain terus menghindari tenaga kerja karena takut akan virus," demikian dikutip dari Xinhua, Senin (17/1/20220.

"Saat Omicron memuncak, layanan servis lebih lambat di toko yang kekurangan staf bulan ini."

Citigroup Inc. berpegang teguh pada mandat vaksin COVID-19 untuk pekerjanya di AS, sementara General Electric Co. (GE) tidak -- "kedua perusahaan Amerika itu bergerak ke arah yang berlawanan setelah Mahkamah Agung pada Kamis lalu memblokir administrasi Joe Biden soal aturan bahwa pengusaha besar mengharuskan karyawan mereka untuk mendapatkan vaksin, lapor The Wall Street Journal.

Citigroup, yang memiliki sekitar 65.000 karyawan di Amerika Serikat, mengatakan bahwa pihaknya telah mencapai 99 persen tingkat vaksin COVID-19 sehari sebelum tenggat waktu 14 Januari yang telah ditetapkan bank bagi pekerja AS.

"Tujuan kami selalu untuk menjaga semua orang di Citi, dan kami sangat berharap semua rekan kami mengambil tindakan untuk mematuhi," kata kepala SDM perusahaan Sara Wechter.

Pada awal tahun 2021, GE memiliki sekitar 56.000 karyawan di Amerika Serikat.

Awalnya memberitahu mereka bahwa karyawan yang diminta untuk mendapatkan vaksinasi atau mencari akomodasi medis pada awal Desember.

Mereka kemudian menangguhkan kebijakan itu pada Desember 2020 setelah pengadilan untuk sementara waktu memblokir aturan Joe Biden. Pada Jumat kemarin, GE menangguhkan persyaratan vaksin COVID-19 yang tersisa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penutupan Farmasi

Pelancong berkumpul di terminal internasional Bandara Los Angeles (LAX) di tengah lonjakan kasus varian omicron, Selasa (21/12/2021). AAA memperkirakan lebih dari 109 juta orang Amerika akan melakukan perjalanan selama musim liburan, meningkat 27,7% dari tahun 2020. (MARIO TAMA/Getty Images via AFP)

CVS dan Walgreens, dua rantai apotek terbesar di Amerika Serikat, untuk sementara menutup beberapa toko akhir pekan ini karena kekurangan staf yang diperumit oleh melonjaknya jumlah orang yang terinfeksi varian Omicron, lapor The New York Times (NYT).

Mike DeAngelis, juru bicara CVS, mengatakan "sebagian besar" toko beroperasi dengan jam normal akhir pekan ini.

Ada lebih dari 9.900 toko CVS di seluruh Amerika Serikat.

"Sebagian kecil toko tutup sementara pada satu atau dua hari akhir pekan untuk membantu mengatasi masalah pegawai yang terpapar Omicron," katanya.

Juru bicara Walgreens mengatakan bahwa penutupan ini punya "persentase kecil" jika dibanding dengan 9.000 toko milik perusahaan tersebut.


Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia

Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya