Motor Balap Listrik Ramaikan Ajang Street Race, Ini Motifnya

Dari sekian banyak motor bermesin bensin yang turun di ajang Street Race terdapat pula peserta yang menggunakan motor listrik

oleh Septian Pamungkas diperbarui 17 Jan 2022, 16:09 WIB
Motor balap listrik garapan PetrikBike. (Septian / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Street Race yang digelar Polda Metro Jaya bersama Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang diikuti 350 starter berlangsung sukses. Kegiatan yang ditujukan untuk menekan aksi balap liar itu berlangsung di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (16/1/2022).

Pantauan Liputan6.com, dari sekian banyak motor bermesin bensin yang turun di ajang ini terdapat pula peserta yang menggunakan motor listrik. Motor balap bertenaga listrik itu adalah milik bengkel PetrikBike.

Menurut Ady Siswanto selaku owner bengkel PetrikBike, pihaknya ikut Street Race ini untuk memperkenalkan kepada publik bahwa selain motor bensin ada juga motor listrik yang kerap ikut kejuaraan balap drag bike.

"Supaya orang tahu ada motor listrik juga loh yang kencang. Apalagi sekarang sudah mulai ke zaman motor listrik. Kami ingin membuka gebrakan baru supaya teman-teman yang lain bisa mengikuti," kata Ady saat ditemui di lokasi acara.

Sekadar informasi, dua motor listrik yang diturunkan dalam ajang ini memiliki kemampuan yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya motor yang turun di kelas Free For All (FFA) ini memiliki catatan waktu cukup baik.

"Kita biasa ikut kejuaraan drag race di Lanud Rumpin. Yang frame aluminium menggunakan (daya) 4 kW dengan time 7,5 detik untuk 201 meter dan satunya 8 detik dengan power 3 kW. Dibanding motor bensin, motor listrik ini setara Ninja standar dan matik bore-up," aku Ady.

Dalam membangun motor balap listrik ini PetrikBike banyak mendatangkan komponen dari luar negeri. Komponen baterainya pun dirakit sendiri di bengkelnya yang bermarkas di daerah Ujung Aspal, Pondok Gede.

"Kebetulan kami bengkel servis dan konversi kendaraan listrik jadi kalau spare part (motor listrik) semua masih impor. Tapi untuk balap ini menggunakan part-part spesial mulai dari baterai, pengendalinya atau controller, dinamo juga spesial," kata Ady.

"Untuk baterai bahan bakunya dari luar negeri tapi kita rakit sendiri di sini. Kami menggunakan baterai lithium-ion dari China," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Torsi Berlimpah

Amuy (Kiri) dan Ady (Kanan) dari PetrikBike mengikuti ajang Street Race Polda Metro Jaya menggunakan motor balap listrik. (Septian / Liputan6.com)

Sementara itu, Amuy sebagai joki motor balap listrik PetrikBike mengaku cukup menikmati ajang Street Race ini. Meski demikian dirinya tidak bisa maksimal dalam menggeber motornya karena sempat mengalami masalah teknis.

"Tadi sempat lawan Satria FU dan MX King. Dan treknya memang agak bergelombang sih. Tes juga gak full gas karena motor goyang. Suspensi terlalu empuk. Lepas gas, terus gas lagi, motor goyang, jadi bahaya," ujar joki asal Ciamis, Jawa Barat.

Menurut Amuy, cara mengendarai motor listrik ini mirip-mirip dengan skutik. Hanya saja, motor ini memiliki torsi yang besar dan tidak memiliki suara sehingga perlu feeling yang baik dan benar-benar memahami karakter si motor.

"Yang pasti ada perbedaan (dengan skutik), kalau motor listrik itu (putaran) bawahnya atau torsinya itu dapet banget. Naiknya cepat. Tapi karena sudah terbiasa (bawa motor listrik) jadi bisa kontrol gas,"

"Dan kalau motor listrik ini saat start gak ada kira-kiranya, beda sama matik yang bisa dirasakan lewat RPM atau putaran mesin serta raungan knalpot," sambungnya.

Kembali lagi menyoal Street Race yang diwadahi Polda Metro Jaya, Ady dan Amuy berharap ke depannya trek ini bisa jadi trek legal sehingga memudahkan para insan balap untuk melakukan setting motor karena selama ini mereka cukup kesulitan mendapatkan tes yang layak.

"Enggak masalah bayar yang penting safety karena kita ngetes di luar juga ngeri dan berisiko yang pertama sama warga, kedua kita juga takut nabrak mending di sini paling bayar berapa sih daripada nyawa kita atau orang lain," tutup Ady.


Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya