Pesan Taksi Blue Bird Kini Bisa Lewat BCA Mobile

BCA menghadirkan menu taksi pada fitur Lifestyle di BCA Mobile. Fitur tersebut merupakan hasil kolaborasi dan sinergi BCA dengan PT Bluebird Tbk (BIRD)

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Jan 2022, 16:14 WIB
Peluncuran fitur kolaborasi Blue Bird dan BCA Mobil pada Senin (17/1/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan fitur baru dalam layanan BCA mobile.

EVP Transaction Banking Business Development BCA, I Ketut Alam Wangsawijaya menuturkan, menyambut 2022,  BCA menghadirkan menu taksi pada fitur Lifestyle di BCA Mobile.

Fitur tersebut merupakan hasil kolaborasi dan sinergi BCA dengan PT Blue Bird Tbk (BIRD), sebagai salah satu penyedia transportasi taksi pilihan masyarakat Indonesia.

"BCA berharap melalui kehadiran menu Taksi pada fitur Lifestyle di BCA mobile dapat memudahkan nasabah dalam melakukan pemesanan sarana transportasi umum serta mendorong penggunaan transaksi digital guna mendukung kebijakan pemerintah menciptakan cashless society,” ujar Ketut dalam Press Conference Launching Fitur Kolaborasi Bluebird dan BCA Mobile, Senin (17/1/2022).

Ia menambahkan, kolaborasi ini dapat memperluas aksesibilitas masyarakat dalam mendapatkan layanan transportasi yang terpercaya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Andre Djokosoetono mengatakan perseroan tetap berkomitmen walaupun dalam masa pandemi COVID-19 untuk tetap mengedepankan inovasi, kolaborasi, dan adaptasi. Sehingga diresmikan kerja sama kolaborasi bersama BCA, yang merupakan bagian dari tiga pilar transformasi perseroan. Yaitu, multi channel, multi payment, dan multi produk pada Senin, 17 Januari 2022.

Dia menuturkan, kehadiran Blue Bird dalam fitur penyedia transportasi di BCA mobile, menambah akses chanel bagi seluruh masyarakat, khususnya pengguna BCA mobile, memudahkan untuk dapat mengakses memenuhi kebutuhan mobilitasnya.

"Kami terus berusaha mendekatkan diri dan beradaptasi terhadap kebutuhan masyarakat. Dan tentunya dengan kerja sama ini memberikan nilai tambah bagi customer, Blue Bird dan dan BCA,” ujar  dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Belanja Modal Blue Bird

Sejumlah taksi mobil listrik parkir terlihat di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Jumlah taksi mobil listrik Blue Bird akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1 triliun pada 2022. Belanja modal itu akan digunakan untuk ekspansi usaha.

Direktur PT Blue Bird Tbk, Eko Yuliantoro menuturkan, perseroan telah menjual mobil yang berumur pada 2020-2021 sehingga berdampak terhadap jalur kinerja pada kuartal IV dan 2021. Dengan demikian diharapkan Blue Bird dapat mencatat kinerja positif pada 2021.

Eko menuturkan, hal itu terlihat dari pendapatan perseroan pada Desember 2021 yang sudah sekitar 75-80 persen sebelum pandemi COVID-19.Selain itu, Blue Bird juga optimistis melihat perkembangan bisnis pada 2022 dengan demikian menyiapkan ekspansi usaha melalui belanja modal cukup besar.

"Sebagaimana kita antisipasi perkembangan pergerakan bisnis akan mendekati normal, persiapkan diri untuk ekspansi usaha. Kita persiapkan belanja modal cukup besar Rp 1 triliun lebih sedikit," kata dia, saat paparan publik virtual yang ditulis Kamis, 16 Desember 2021.

Ia menambahkan, mayoritas belanja modal untuk pembelian kendaraan baru sehingga meremajakan armada taksi dan non taksi sektiar 5.000 unit.

"Sehingga dengan mobil baru efisiensi operasional lebih tercapai akan meningkatkan kinerja Blue Bird khususnya 2022," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Sigit Priawan Djokosoetono optimistis dengan kinerja 2022.

"Cukup optimistis karena semester 2 2021 kondisi setelah dilepaskan pengetatan atau PPKM pada kuartal III 2021, kita melihat 2022 sangat optimisis dari Blue Bird. Melihat beberapa kondisi ekonomi tidak banyak banyak pengetatan PPKM tetapi juga berhati-hati apakah ada wave COVID-19, apabila itu muncul perusahaan antisipasi lebih cepat," kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya