4 Hal Terkait Kepala BNPB Tinjau Langsung Lokasi Gempa Banten

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menerima laporan langsung dari Bupati Pandeglang terkait adanya ribuan rumah warga yang rusak akibat gempa Banten.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 18 Jan 2022, 11:41 WIB
Ketua Satgas COVID-19 Letjen TNI Suharyanto meninjau alur kedatangan dari luar negeri di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Provinsi Banten, Jumat (24/12/2021). (Dok BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, tepatnya pada Sabtu 15 Januari 2022, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau lokasi gempa bumi di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Kepada Suharyanto, Bupati Kabupaten Pandeglang Irna Narulita menyampaikan sebanyak 1.100 rumah rusak yang meliputi 617 unit rusak ringan, 269 unit rusak sedang dan 214 unit rusak berat.

Selanjutnya ada 13 gedung sekolah yang mengalami rusak sedan termasuk 14 fasilitas kesehatan, 3 kantor pemerintahan, 4 tempat ibadah dan 1 tempat usaha," rinci Irna dalam laporannya, seperti dikutip Liputan6.com melalui siaran pers BNPB, Sabtu 15 Januari 2022.

Suharyanto pun meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang mempercepat pendataan dan verifikasi rumah-rumah warga terdampak gempa bumi sesuai kriteria dan kondisi kerusakan.

"Mohon nanti segera didata dan diverifikasi ulang, ya. Agar mereka (warga terdampak) dapat segera kita bantu dan dukung untuk pemulihan," kata Suharyanto.

Berikut 4 hal terkait Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto yang meninjau langsung lokasi gempa bermagnitudo 6,6 di Kabupaten Pandeglang, Banten dihimpun Liputan6.com:


1. Terima Laporan 1.100 Rumah Rusak Akibat Gempa

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto tiba di Pandeglag, Banten usai menempuh jalur darat dari Jakarta. Suharyanto pun langsung meninjau lokasi terdampak gempa magnitudo 6,6.

Kepada Suharyanto, Bupati Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita, menyampaikan sebanyak 1.100 rumah rusak yang meliputi 617 unit rusak ringan, 269 unit rusak sedang dan 214 unit rusak berat.

"Selanjutnya ada 13 gedung sekolah yang mengalami rusak sedan termasuk 14 fasilitas kesehatan, 3 kantor pemerintahan, 4 tempat ibadah dan 1 tempat usaha," rinci Irna dalam laporannya, seperti dikutip Liputan6.com melalui siaran pers BNPB, Sabtu 15 Januari 2022.


2. Minta Dirikan Posko Darurat

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Suharyanto meminta agar posko darurat bencana segera dibentuk. Melalui posko itu, diharapkan seluruh kegiatan terkait penanganan dapat dilakukan selama masa tanggap darurat.

Suharyanto meminta BPBD untuk mendirikan posko keselamatan masyarakat. Sebab hal itu menjadi prioritas utama dalam upaya penanganan darurat. Dia berjanji, BNPB akan terus memberikan pendampingan kepada BPBD terkait.

"Segera dirikan posko. Nanti kami akan dampingi terus dari BNPB. Posko saya minta setiap hari melaksanakan kegiatan evaluasi. Tujuan utamanya adalah keselamatan masyarakat," kata Suharyanto.


3. Minta Pemkab Pandeglang Percepat Data Rumah Rusak Akibat Gempa

Ilustrasi gempa bumi (sumber: Istockphoto)

Suharyanto meminta Pemkab Pandeglang mempercepat pendataan dan verifikasi rumah-rumah warga terdampak gempa bumi sesuai kriteria dan kondisi kerusakan.

Sehingga dengan data tersebut, kata dia, maka bantuan dan dukungan lainnya dapat segera disalurkan.

"Mohon nanti segera didata dan diverifikasi ulang, ya. Agar mereka (warga terdampak) dapat segera kita bantu dan dukung untuk pemulihan," kata Suharyanto dalam keterangannya, Minggu 16 Januari 2022.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB saat meninjau lokasi bencana di Desa Cigeulis, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang. Di lokasi tersebut, dia melihat langsung kondisi rumah warga yang rusak di bagian dinding dan atap.


4. Minta Bangunan Dibuat Tahan Gempa

Rumah rusak akibat gempa Banten, Jumat (14/1/2022). (Foto: Dokumentasi BNPB).

Pada kesempatan itu, Suharyanto juga berdialog bersama warga pemilik rumah yang terdampak gempa bumi.

Mantan Pangdam V Brawijaya itu menyarankan agar bangunan rumah sebaiknya dibuat lebih kokoh dengan pondasi yang tahan guncangan gempa. Sebab yang menjadi ancaman bukan gempa buminya, namun struktur bangunan yang tak kuat menahan guncangan.

"Bangunan harus dibuat kukuh agar tahan gempa bumi," jelas Suharyanto.


Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik

Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya