Mengenal Diet GAPS, Bantu Atasi Masalah Kecemasan dan Depresi

Diet GAPS dipakai dalam proses perawatan khusus masalah mental seperti, kecemasan berlebih dan depresi.

oleh Fany Triany diperbarui 18 Jan 2022, 16:21 WIB
Ilustrasi kesehatan mental (dok. pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Diet memiliki tujuan menurunkan atau mengontrol berat badan seseorang. Tapi beda halnya dengan diet GAPS.

Metode diet satu ini justru dipakai dalam proses perawatan khusus masalah mental seperti, kecemasan berlebih, depresi, autism, ADHD, disleksia, bipolar, skizofrenia dan autoimun.

Kok bisa diet membantu masalah mental seseorang? Bagaimana cara keduanya bisa terhubung? Ternyata organ usus pada manusia memiliki stimulasi yang berhubungan langsung dengan kinerja otak. Jadi, ketika lapisan usus terjaga dengan baik oleh makanan bergizi, otomatis metabolisme tubuh akan mengirimkan sinyal positif ke otak dan tubuh seseorang.

Untuk itu, ketahui lebih dalam mengenai diet GAPS yang membantu mengatasi masalah kecemasan dan depresi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Apa itu Diet GAPS?

Ilustrasi Makanan Sehat Credit: pexels.com/Ella

GAPS atau Gut and Psychology Syndrome adalah metode diet yang berfokus pada makanan bernutrisi yang baik untuk kesehatan lapisan usus.

Dikembangkan oleh Natasha Campbell-McBride, seorang ahli saraf dan ahli bedah di Rusia, yang kini mendalami dunia gizi di Inggris.

Penelitian pada 2004 silam, Dr. Campbell-McBride mengaku bahwa diet hasil pengembangannya ini berhasil digunakan dalam perawaan pasien penderita masalah kesehatan mental dan ketidakmampuan belajar, termasuk anaknya yang mengidap autisme.


Makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan selama menjalani diet GAPS

ilustrasi makanan diet/Photo by Valeria Boltneva from Pexels

Sama seperti metode diet lain, diet GAPS juga memiliki aturan main, yaitu menghindari makanan yang sulit dicerna oleh usus, di antaranya:

  • Susu
  • Kopi
  • Alkohol
  • Gula dan pemanis buatan
  • Kedelai
  • Biji - bijian seperti beras, jagung, gandum
  • Teh kental
  • Sirup
  • Umbi – umbian seperti kentang dan ubi

Adapun makanan yang wajib dikonsumsi selama menjalani diet GAPS. Makanan ini diklaim dapat membantu memperbaiki gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh usus bocor, antara lain:

  • Kerang
  • Kacang hijau
  • Ikan
  • Telur
  • Kelapa
  • Daging
  • Sayuran segar
  • Buah – buahan
  • Makanan dan minuman fermentasi
  • Keju

Tahap 1 Fase Pengenalan Diet GAPS

Ilustrasi Makanan Sehat Credit: pexels.com/Haul

Cara menjalani metode diet GAPS yang benar itu dimulai dengan memahami hal–hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi tubuh. Setelah itu, Anda bisa memulai diet tahap awal, yaitu tahap pengenalan.

Tahapan ini disebut fase penyembuhan usus. Anda akan diminta untuk berhenti mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat merusak lapisan usus. Fase ini biasanya berlangsung selama jangka waktu 3 minggu – 1 tahun tergantung dari gelaja si pengidap.

Inti dari tujuan tahapan ini adalah untuk menghilangkan karbohidrat tepung yang menumpuk di dalam tubuh kita.


Tahap 2 Memulai Diet Penuh

Ilustrasi makanan sehat. (dok. Dan Gold/Unsplash.com)

Setelah menyelesaikan fase pengenalan, Anda bisa maju ke langkah berikutnya. Di fase ini akan berlangsung kurang lebih selama 1 – 2 tahun lamanya.

Jenis atau menu makanannya di tahap ini pun harus sesuai persetujuan pakar ahli pada program diet GAPS lengkap. Tahapan ini bekerja dengan menghilangkan gluten pada makanan yang memiliki efek memperburuk gelaja penyakit mental seseorang.


Tahap 3 Fase Reintroduksi

Ilustrasi Pola Makan Sehat Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Pada tahap ini Anda akan diberikan keleluasaan untuk memakanan makanan yang pernah dikonsumsi sebelumnya. Tujuan tahap reintroduksi adalah untuk mengembalikan stabilitas tubuh seseorang setelah proses peremajaan pada sistem metabolisme yang telah di lakukan pada tahap 1 dan 2.

Karna aturan yang ketat dan sulit dipatuhi dalam jangka waktu lama, beberapa risiko kesehatan mungkin dapat mengintaimu. Maka dari itu, sebelum menjalani diet GAPS, alangkah baiknya jika berkonsultasi serta memulai dan menyelesaikan diet dengan pantauan praktisi ahli.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya