Liputan6.com, Jakarta - Menteri Transportasi Jalan dan Jalan Raya India, Nitin Gadkari mengusulkan pemasangan enam airbag untuk mobil pribadi yang membawa hingga delapan penumpang, mulai Oktober 2022. Hal tersebut, disitat dari The Indian Express, ditulis (19/1/2022).
Rancangan yang disetujui oleh Gadkari ini berfungsi untuk memastikan keselamatan penumpang di semua segmen, terlepas dari harga atau model kendaraan.
Advertisement
"Untuk meminimalkan dampak benturan dari depan dan samping terhadap penumpang yang duduk di kompartemen depan dan belakang, telah diputuskan bahwa empat airbag tambahan diamanatkan dalam kategori kendaraan M1," cuit Gadkari baru-baru ini .
Mandat yang diusulkan diharapkan dapat meningkatkan biaya per kendaraan antara 8.000 dan 10.000 Rupee, dengan kemungkinan peningkatan yang lebih tinggi untuk kendaraan dengan volume penjualan yang lebih rendah.
Menurut laporan, industri otomotif tidak senang dengan rencana kementerian. Indian Automobile Manufacturers (SIAM) mengatakan tidak ada bukti dan data kematian jalan dibawa ketika Gadkari bertemu dengan perwakilan industri pada Agustus 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penolakan pabrikan
"Tidak ada tempat di dunia ini yang mengatur airbag di mobil. Kami memenuhi norma peraturan uji tabrak. Kedua, tidak ada data atau bukti empiris penumpang kursi depan atau belakang di dalam mobil menghadapi risiko lebih besar dalam kecelakaan. Akan ada biaya tambahan untuk mobil karena fitur tambahan, dan itu akan berdampak pada pengambilan keputusan orang yang ingin beralih dari roda dua ke mobil," kata sumber itu.
Meski begitu, pejabat pemerintah menepis klaim tersebut, dengan alasan mobil buatan India untuk diekspor ke Eropa setidaknya memiliki enam airbag.
“Sayang sekali kita harus mengeluarkan peraturan untuk mobil yang lebih aman. Di Eropa, pembuat mobil menyediakan lebih banyak airbag untuk mendapatkan peringkat keamanan maksimum dan untuk mempertahankan pangsa pasar mereka,” kata seorang pejabat pemerintahan India.
Advertisement