Berikut Daftar Festival di Jatim yang Wajib Masuk List

Geliat wisata mulai pulih meski pandemi Covid0-19 masih melanda

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jan 2022, 07:00 WIB
Anak-anak di Jember Festival

Liputan6.com, Jatim - Jawa Timur memiliki nuansa alam yang beragam, mulai dari topologi perbukitan hingga bentangan pasir putih pantai nan elok dapat ditemui disana.

Setiap daerah memiliki ceritanya masing-masing yang melahirkan cerita kebudayaan yang beragam pula. 

Budaya yang berbeda-beda dan beragam membuat provinsi paling timur Pulau Jawa ini melahirkan banyak festival kebudayaan, bahkan ada yang bertaraf nasional dan internasional.

Berikut Liputan6.com rangkum untuk anda:

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Jember Fashion Carnaval

Jember Fashion Carnival (JFC) 2018 bakal tampil lebih glamor.

Beragam nama para desainer terkenal lahir dari festival ini. Bagaimana tidak, Jember Fashion Carnaval merupakan ajang dimana berkumpulnya para desainer Indonesia untuk memamerkan ribuan hasil karyanya.

Mengusung tema busana representasi budaya Indonesia, menjadikan festival ini sangat berbeda dengan acara lainnya. Meskipun ajang pamer busana, namun hanya kostum yang memiliki filosofi kebudayaan Indonesia saja yang ikut bergabung.

Hingga sekarang, Jember Fashion Carnaval sudah dikenal oleh Dunia, bahkan menjadi peringkat festival terbaik sedunia setelah Carnival de Brazil di Rio Janeiro, dan Pasadena Flower Carnival di Amerika Serikat.

Festival ini diadakan setiap pertengahan tahun, yaitu setiap tanggal 31 Juli hingga 4 Agustus. Semoga tahun ini dapat kembali diadakan secara luring setelah dua tahun berturut-turut tidak bisa diselenggarakan akibat pandemic Covid-19.


Malang Flower Carnival

Tahun ini, seluruh kostum peserta karnaval Malang Flower Carnival wajib menggunakan bahan daur ulang dan bisa Anda nikmati pada hari Sabtu, 16 September 2018.

Festival yang juga memamerkan hasil rancangan busana dari desainer, namun Malang flower Carnival mewajibkan setiap perancang busana menggunakan ornamen bunga, bahan daur ulang dan bahan yang ramah lingkungan. Festival ini diadakan sebagai bentuk protes dan cinta akan lingkungan hidup. Menariknya, setiap model yang meragakan busana diwajibkan dibawakan dengan gerakan tarian, sehingga membuat kostum terlihat hidup dan indah.

Festival ini acap diadakan pada akhir tahun, yaitu pada pertengahan September di Kota Malang.

 


Festival Gandrung Sewu

Festival Gandrung Sewu kembali digelar di bibir Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (8/10/2017), menyajikan penampilan kolosal 1.286 penari. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Festival Gandrung Sewu merupakan festival tahunan yang digelar di Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Sebuah festival yang mengusung kebahagiaan dan rasa syukur para petani ketika menyambut hasil panen kepada Dewi Sri (Dewi Kesuburan).

Tari gandrung awalnya dibawakan oleh para penari laki-laki yang dirias sehingga serupa perempuan. Namun seiring bergesernya kepercayaan masyarakat, para penari umumnya dibawakan oleh perempuan.

Seluruh penari menggunakan kostum berwarna merah, biasanya lebih dari dua ribu orang turut menjadi penari untuk meramaikan festival.


International Tour de Banyuwangi Ijen

Kompetisi balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen digelar pada 25-28 September 2019.

Tour de Banyuwangi merupakan kompetisi balap sepeda yang diikuti oleh peserta dari berbagai belahan dunia. Kompetisi balap sepeda tidak hanya terbuka untuk atlet saja, namun juga dapat diikuti oleh siapapun yang ingin menguji kekuatannya bersepeda.

Rute jalan yang terjal dan berliku membuat siapapun merasa tertantang. Jadi bagi siapapun yang ingin menyaksinan keelokan alam Banyuwangi sambil gowes sepeda, bida mengikuti ajang internasional ini.


Jatim Specta Night Carnival

Iring-iringan kereta yang berhiaakan lampu kelap-kelip pada mala mini menjadi pemikat festifal yang berasal dari Kabupaten Sumenep.

Tentu iring-iringan kereta juga diselingi dengan tari-tarian dan beragam kesenian lainnya yang ikut dipamerkan disana. Jatim Specta Night Carnival diadakan sebagai perayaan hari jadi kabupaten Sumenep.


Festival Yadnya Kasada

Penari tampil saat upacara budaya 'Yadnya Kasada' selama Festival Yadnya Kasada di Probolinggo, Jawa Timur (10/7). Warga Tengger melakukan ritual lempar hasil bumi sebagai wujud syukur pada Sang Hyang Widi. (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Festival Yadnya Kasada identik dengan lemparan sesajen ke Kawah Gunung Bromo. Menurut keyakinan setempat, hal itu dipercayai oleh masyarakat Hindu dalam mengucap rasa syukur akan hasil ternak dan hasil panen yang berlimpah.

Meskipun perayaannya memiliki nuansa mistis dan sakral, para wisatawan malah berkerumun datang untuk menyaksikan momen saat sesajen dilempar ke mulut kawah Gunung Bromo.

 

Penulis: Sonya Andomo

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya