Liputan6.com, London - Perdana Menteri Boris Johnson mengeluarkan pengumuman pada Rabu 19 Januari 2022 bahwa Inggris mengakhiri pembatasan COVID-19. Hal itu termasuk mandat masker, bekerja dari rumah dan paspor vaksin.
Langkah-langkah tersebut sejatinya telah diperkenalkan untuk memperlambat penyebaran Virus Corona Varian Omicron yang sangat menular.
Advertisement
"Banyak negara di seluruh Eropa telah mengalami penutupan wilayah lebih jauh pada musim dingin tetapi pemerintah ini mengambil langkah yang berbeda," kata Johnson kepada anggota parlemen, mengutip penurunan jumlah orang yang dirawat di perawatan intensif karena virus seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (20/1/2022).
"Ilmuwan kita yakin bahwa kemungkinan gelombang Omicron sekarang telah mencapai puncaknya secara nasional ... karena kampanye booster besar-besaran," ujar Johnson, dan menambahkan bahwa pembatasan juga telah memperlambat penyebaran.
Beberapa ilmuwan tidak setuju dengan langkah tersebut. "Menghapus tindakan dalam menghadapi tingkat infeksi yang sangat tinggi berisiko," kata pakar virus Universitas Warwick, Lawrence Young.
"Mungkin akan lebih bijaksana untuk menunggu beberapa minggu lagi sebelum mencabut saran untuk bekerja dari rumah dan mandat masker. Tidak ada jaminan bahwa tingkat infeksi akan terus turun" kata Young.
Inggris mencatat 152.513 kematian sejak virus itu muncul dari China pada awal 2020.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Di Tengah Badai Kritik PM Inggris
PM Inggris Boris Johnson saat ini menghadapi krisis politik, termasuk kecaman dari partainya sendiri. Hal itu karena menjadi tuan rumah pesta selama puncak penutupan wilayah di negara itu.
Sebagian mengatakan pelonggaran pembatasan adalah upaya Johnson untuk mendapat dukungan di antara kaum konservatif yang tidak setuju dengan mereka. Johnson mengatakan meskipun ada langkah tersebut semua harus tetap berhati-hati selama minggu-minggu terakhir musim dingin ini.
Ia menambahkan bahwa rumah sakit masih bisa mengalami peningkatan kasus COVID-19. Ia memperingatkan pandemi belum berakhir.
Advertisement